SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Para wartawan dan karyawan HARIAN BANGSA kaget luar biasa ketika mendengar Bapak Abdurrahman Ubaidah wafat, Jumat (13/11/2020).
Pak Dur - demikian teman-teman di kantor memanggil - adalah orang sangat baik. Pak Dur inilah yang selalu memimpin doa dalam acara-acara di kantor HARIAN BANGSA. Begitu juga saat acara yasinan, salawatan, dan acara-acara keagamaan lain. Maklum, Pak Dur merupakan Keluarga Besar Pondok Pesantren Sidosermo dan alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
Pak Dur adalah wartawan senior. Rekan-rekan seprofesinya hingga sejumlah pejabat di Pemprov Jatim biasa memanggilnya dengan sebutan Gus Dur. Pak Dur pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, lalu Pemimpin Perusahaan HARIAN BANGSA.
"Ketika pada tahun 2000, saya mendirikan HARIAN BANGSA, Pak Dur selalu mendampingi saya. Loyalitas dan dedikasinya luar biasa. Karena itu Pak Dur saya berangkatkan naik haji atas biaya perusahaan," kata M Mas'ud Adnan, Komisaris Utama HARIAN BANGSA.
Pak Dur juga dikenal sebagai pekerja keras dan istiqamah. Sejak muda aktif di organisasi, termasuk di media kampus.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Selain itu, Pak Dur juga banyak mendidik wartawan pemula hingga pintar menulis dan jadi wartawan senior. Karena itu wajar jika Pak Dur dipercaya sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur.
"Kami sangat kehilangan. Pak Dur sangat berjasa bagi dunia jurnalistik di Jawa Timur, lebih-lebih bagi HARIAN BANGSA," tambah Mas'ud Adnan.
Ia berharap kepada semua pihak - termasuk kepada teman-teman seprofesi - yang pernah berinteraksi dengan Pak Dur - agar ikhlas memaafkan jika ada kekhilafan dan dosa.
Baca Juga: Khotmil Quran dan Santunan Anak Yatim Awali Rangkaian HUT ke-10 BANGSAONLINE
Mas'ud Adnan bersama para wartawan dan karyawan HARIAN BANGSA langsung meluncur untuk takziah ke rumah duka Jl Kiai Mundir 117 Desa Kebonsari, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang.
Rombongan HARIAN BANGSA diterima putra-putri Pak Dur di rumah duka. "Ayah meninggal jam 8 pagi," tutur Bani, salah satu putra Pak Dur.
Bani bercerita, sebelum ayahnya meninggal, di keningnya sempat bersinar cahaya. Bani lalu ngasih tahu kepada Pak Dur. Bagaimana tanggapan Pak Dur? "Gak apa-apa," tutur Bani menirukan respons ayahnya.
Baca Juga: Spektakuler! Sebanyak 624 Santri Amanatul Ummah Lolos ke PTN Lewat SNBP dan SNBT
Menurut Anis, putri Pak Dur yang tertua, ayahnya sempat dibawa ke dokter. Pak Dur sempat pulih. Bahkan, tutur Anis, pada hari Ahad lalu, Pak Dur sudah mau balik ke kantor HARIAN BANGSA di Surabaya untuk bekerja. Namun kemudian mengeluh karena kondisi kesehatannya tak memungkinkan.
Ternyata hari Jumat (13/11/2020) pagi pukul 8.00 WIB Pak Dur dipanggil Sang Kekasih. Semoga Allah SWT menempatkan Pak Dur di surga-Nya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News