Haflah Istimewa, Wali Santri Bahagia, 1.237 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan Luar Negeri

Haflah Istimewa, Wali Santri Bahagia, 1.237 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan Luar Negeri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat membaca berita HARIAN BANGSA dalam acara Haflah Akhirus Sanah Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Pondok Pesantren Amnatul Ummah Pacet Mojokerto, Sabtu (21/5/2025). Foto: bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Ini pemandangan luar biasa. Pacet Mojokerto mirip bandar udara internasional. Kendaraan memenuhi desa Kembang Belor. Bahkan di sana-sini terjadi kemacetan. Mobil sulit bergerak, saking banyaknya manusia. Mobil BANGSAONLINE pun terjebak macet sekitar setengah jam.

Ya, itulah hiruk pikuk acara Haflah Akhirus Sanah berbagai unit pendidikan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Mojokerto Jawa Timur, Sabtu (21/5/2025). Padahal jam acara sudah diatur dalam tiga gelombang, tidak bersamaan, untuk mengurangi kepadatan wali santri.

Acara itu berlangsung sejak pukul 7.30 WIB hingga larut malam, sekitar pukul 12 malam,

“Paginya acara haflah MTs dan SMP,” tutur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto kepada BANGSAONLINE di sela-sela acara.

Siangnya acara Haflah Akhirus Sanah Madrasah Bertataf Internasional (MBI). Sementara pada malam harinya acara Tasyakur Ihtitam SMA Berbasis Pesantren (BP), Mts BP dan SMP BP.

Acara haflah MTs dan SMP unggulan Amanatul Ummah itu digelar di bawah tenda di lapangan Amanatul Ummah.

Kiai Asep mendatangi satu persatu tiga gelombang acara itu. Kiai miliarder tapi dermawan itu memberikakan taushiyah pada tiga acara tersebut.

Yang menarik, ketika menyampaikan mauidzah hasanah di tiga acara itu Kiai Asep membaca judul berita yang dimuat HARIAN BANGSA edisi Sabtu, 21 Juni 2025.

“Melonjak Drastis, Kiai Asep terkejut, Padahal Tahun 2024 masih 624 Santri Lolos PTN,” kata Kiai Asep membaca sub judul berita halaman pertama HARIAN BANGSA.

“1.237 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan LN, 62 Santri di Kedokteran,” lanjut Kiai Asep membaca berita yang terletak di banner atas halaman satu HARIAN BANGSA itu.

Para santri dan wali santri yang memenuhi tenda itu langsung riuh bertepuk tangan.

“Bagaimana gak terkejut, kenaikannya 100 persen. Saya sendiri semula antara percaya tak tidak percaya. Saya pikir diterima 800 santri saja sudah banyak. Ternyata sampai 1.237 santri,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 10 November 2023 dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Acara Haflah Madrasah Tsanawiyah dan SMP itu berakhir sekitar pukul 13.30 WIB.

Haflah Akhirus Sanah Amanatul Ummah kali ini memang Istimewa. Pantauan BANGSAONLINE bukan hanya Kiai Asep yang bangga dan bahagia karena ribuan santrinya diterima di berbagai perguruan tinggi sampai manca negara. Para wali santri pun tampak bahagia dan bersyukur karena putra-putrinya lolos di perguruan tinggi negeri dan luar negeri.

Nyai Hj. Alif Fadhilah, istri Kiai Asep, bersama putri dan para menanatunya saat menghadiri acara Haflah Akhirus Sanah Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Pondok Pesantren Amnatul Ummah Pacet Mojokerto, Sabtu (21/5/2025). Foto: MMA/bangsaonline.

Usai makan siang dan shalat dhuhur Kiai Asep kemudian mengajak BANGSAONLINE menghadiri acara Haflah Akhirus Sanah Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) di atas pegunungan.

Pondok Pesantren Amanatul Ummah memang terletak di kaki gunung penanggungan. Viewnya sangat indah. Sawah menghampar dan penuh pepohonan.

Menaiki Mobil Alphard Lombardi, Kiai Asep dan istrinya, Nyai Hj Alif Fadhilah, melaju di jalan berliku dan menanjak. Hanya beberapa menit mobil yang ditumpangi Kiai Asep dan Nyai Alif Fadhilah sudah sampai di MBI Amanatul Ummah.

Ternyata ribuan santri dan wali santri sudah duduk rapi di bawah tenda yang cukup luas. Acara juga sudah dimulai. Tak lama berselang Kiai Asep dipersilakan memberikan tausiyah atau mau’idzah hasanah.

Lagi-lagi Kiai Asep naik panggung sambil menenteng koran HARIAN BANGSA. Ketua Umum Pimpinan Pusat Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu kembali membaca judul koran HARIAN BANGSA yang memang viral dan dijadikan status oleh banyak orang.

Kiai Asep mengingatkan para santri yang bakal meninggalkan Amanatul Ummah untuk melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi di luar negeri.

“Ingat visi misi Amanatul Ummah yang kalian bacara tiap hari dua kali, yaitu saat ngaji habis Subuh dan saat apel pagi,” kata Kiai Asep penuh keabapakan kepada para santrinya yang sudah lulus MBI.

Pantauan BANGSAONLINE, visi misi Amanatul Ummah yang diciptakan sendiri oleh Kiai Asep itu merupakan perpaduan antara agama Islam dan nasionalisme. Kiai Asep sendiri memang dikenal sebagai ulama sangat religius dan nasionalis.

"Yaitu terwujudnya manusia yang unggul, utuh, dan berakhlakul karimah untuk kemuliaan dan kejayaan Islam dan kaum muslimin, kemuliaan dan kejayaan seluruh bangsa Indonesia, serta untuk terwujudnya cita-cita kemerdekaan, yaitu kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia," tegas kiai yang kini sedang memperjuangkan KH Muhammad Yusuf Hasyim Pesantren Teburieng dan KH Abbas Abdul Jamil Buntet Cirebon sebagai pahlawan nasional.

Kiai Asep juga menegaskan tentang the goal of graduate Amanatul Ummah. Pertama, untuk menjadi ulama besar yang akan bisa menerangi dunia dan Indonesia.

”Kedua, untuk menjadi para pemimpin dunia dan pemimpin bangsa Indonesa yang akan mengupayakan terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan,” kata Kiai Asep.

Ketiga, untuk menjadi konglomerat besar yang akan memberikan kontribusi maksimal bagi terwujudnya kesejahteraan bangsa Indonesia.

“Keempat, untuk menjadi para professional yang berkualitas dan bertanggung jawab,” ujar ulama yang sering melakukan kunjungan ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri itu.

Kiai Asep berharap para santrinya bisa menjadi salah satu dari the goal of graduate tersebut.

“Ambil salah satu, atau dua atau tiga atau empat-empatnya,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep juga mempersilakan para santrinya aktif di organisasi mahasiswa ketika kuliah di perguruan tinggi. Baik di PMII atau HMI. Yang penting jangan teledor sampai gak shalat.

“Jadi buang fitnahnya, jangan sampai teledor gak shalat,” pesan kiai yang dikenal sebagai motivator ulung itu.

Kiai Asep mengaku semula melarang santrinya kuliah di Eropa dan Amerika atau negara-negara sekeluar karena khawatir makanannya terkontaminasi . Tapi kemudian mengizinkan dengan catatan masak sendiri yang halal.

“Dan shalatnya harus 50 rakaat,” tegas kiai yang selalu aktif menyerap informasi itu.

Acara Haflah Akhirus Sanah MBI itu berlangsung hingga maghrib.

Habis maghrib Kiai Asep mengajak BANGSAONLINE ke acara Tasyakur Ihtitam SMA BP, MTs BP, dan SMP BP. Acaranya digelar di lapangan Amanatul Ummah.

Dalam acara perpisahan sekolah yang muridnya menghafal Al Quran itu Kiai Asep kembali membacakan berita HARIAN BANGSA yang menulis 1.237 santri Amanatu Ummah lolos perguruan tinggi negeri dan luar negeri. Para hadirin langsung bertepuk tangan.

Menurut Kiai Asep, para santri yang sekolah di SMA dan MTs serta SMP BP punya keistimewaan. Yaitu hafalannya kuat.

“Likulli syaiin maziyah, setiap sesuatu memiliki keistimewaan,” katanya.

Menurut Kiai Asep, yang hafal Al Quran 30 juz sebanyak 82 santri dari SMA dan 38 anak dari SMP atau Mts.

“Jadi, yang hafal Al Quran 30 juz sebanyak 120 tahun ini ,” kata guru besar sosiologi UIN Sunan Amep Surabaya itu.

Menurut Kiai Asep, anak-anak yang hafal Al Quran bisa memberi syafaat kepada orang tuanya. Kiai Asep bahkan berharap dirinya dan isteri tercintanya, Nyai Hajjah Alif Fadhilah, bisa mendapat syafaat dari anak dan santrinya yang hafal Al Quran.

Kiai Asep juga mengungkapkan bahwa khusus santrinya yang diterma di Universitas Al Azhar Mesir tak perlu khawatir kekurangan makan. “Istri saya sudah membeli rumah di Mesir. Kalau anak-anak lapar bisa datang ke rumah saya. Di sana sudah disiapkan makanan,” kata Kiai Asep.

Acara Tasyakur Ihtitam ini berakhir pada larut malam. Kiai Asep pamit lebih dulu kepada para undangan untuk meninggalkan acara karena memulai aktivitas sejak pukul 3 pagi. Meski demikian Kiai Asep tak langsung istirahat karena di kediamannya sudah banyak tamu menunggu. Dan tamu terus berdatangan. (MMA)