SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dompet Dhuafa kolaborasi dengan Pesantren Algebra International Islamic Boarding School (IIBS) menyelenggarakan program Sekolah Dai Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dakwah di pedalaman.
“Pembukaan acara Sekolah Dai Indonesia dilaksanakan di Audotorium Masjid Harakatul Jannah, Ciawi, Bogor, pada Selasa,” kata KH Khariri Makmun, pengasuh Pesantren Algebra International Islamic Boarding School (IIBS) kepada bangsaonline.com, Rabu (18/11/2020)
Baca Juga: Lantik ISNU Kediri, Prof Mas'ud Said Ingatkan Kekuatan Media Digital untuk Dakwah
Menurut dia, acara ini diikuti dua puluh lima peserta didik Sekolah Dai. Mereka telah tiba di Jakarta sejak 16 November 2020 lalu.
“Peserta tersebut merupakan pilihan dari 33 provinsi di Indonesia yang akan menjalani pendidikan selama tiga minggu mendatang di Sekolah Dai Indonesia,” katanya. Kegiatan ini bertempat di Pesantren Algebra IIBS yang berada di kawasan Masjid Agung Harakatul Jannah.
Kiai Khariri menjelaskan bahwa Sekolah Dai didirikan untuk melahirkan dai yang mumpuni secara keilmuan dan menunjang nilai kemanusiaan. Di bawah naungan Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), program Sekolah Dai sudah terlaksana pada Oktober 2019 untuk angkatan pertama yang berlokasi di Depok.
Baca Juga: Dorong Dai di Daerah Tetap Eksis, Ikadi Jatim Bakal Optimalkan Dakwah Melalui Media Sosial
“Pada tahun ini Sekolah Dai memasuki angkatan kedua,” katanya.
Skema pendidikan dalam program ini berbasis kurikulum yang mencakup Aspek Agama, Personal Development, Model Pemberdayaan Ekonomi, dan Pengembangan Keahlian Sesuai Kebutuhan Masyarakat. Sejumlah fasilitas telah disiapkan berupa asrama, akomodasi, dan bebas dari pungutan biaya.
Senior Officer Dakwah Dompet Dhuafa Ahmad Pranggono mengatakan, pelajar Sekolah Dai juga disebut Mahasantri yang akan menempuh pendidikan selama satu bulan, untuk memadukan antara teori dakwah dan pemberdayaan ekonomi,
Baca Juga: Bahaya, YouTuber Santri Jangan Fokus Monetisasi, Tapi Dakwah Digital
Kami berharap Sekolah Dai menggembleng para Dai, tidak hanya handal retorika di atas mimbar, tapi juga handal untuk memberikan solusi terhadap hal-hal yang akan ditemukan di tengah-tengah masyarakat, karena para Dai yang dibina oleh Sekolah Dai Dompet Dhuafa disiapkan untuk berdakwah di pedalaman sebagai pemberdaya masyarakat,” ujarnya.
Para Mahasantri lulusan Sekolah Dai ini nantinya akan ditugaskan untuk berdakwah satu tahun masa pengabdian di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terpencil). “Upaya mendirikan program Sekolah Da’i ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya mereka yang berada di kawasan yang luput dari perhatian” tutupnya.
Dalam sambutan pembukaan Sekolah Dai Indonesian Direktur Dakwah, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Ahmad Shonhaji menyampaikan, bahwa dalam dakwah era sekarang diperlukan transformasi.
Baca Juga: Rendah Hati dan Cinta NKRI, Syekh Ali Jaber Berdakwah dengan Uang Sendiri
“Dakwah bukan hanya diatas podium tetapi juga dakwah dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Sekolah Dai Pemberdaya didirikan untuk merespon dakwah sesuai kebutuhan masyarakat seperti pemberdayaan pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” tandasnya.
Kiai Khariri Makmun menyatakan, kerja sama antara Dompet Dhuafa dengan Pesantren Algebra merupakan kerja sama strategis antar dua lembaga,
“Kerja sama ini akan dikembangkan untuk merespons kebutuhan dakwah di masa mendatang, diharapkan program sekolah Dai Pemberdaya akan menjadi trendpengembangan dakwah di masa kini, mengingat problem yang dihadapi umat semakin komplek dan multidimensional, kita membutuhkan Dai yang responsif dan memahami kebutuhan masyarakat,” harapnya kepada peserta pelatihan. (tim)
Baca Juga: Dakwah Dengan Cinta dan Kehalusan Budi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News