SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Forum Silaturrahim Cendekiawan-Keluarga Madura Yogyakarta (FSC-KMY) Dr. KH. Malik Madani mengaku prihatin terhadap aksi ratusan pendukung Habib Rizieq Shihab yang mengepung kediaman ibunda Menko Polhukam Prof Mohammad Mahfud MD di Kecamatan Bugih, Kabupaten Pamekasan Madura, Selasa (1/12/2020) lalu.
"Saya sangat prihatin mengikuti perkembangan pengungkapan kejahatan teror terhadap ibunda Menkopolhukam di Pamekasan, Madura," kata Kiai Malik Madani kepada wartawan, Senin (7/12/2020).
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Mantan Katib Aam Syuriah PBNU itu mengaku sudah mendapatkan rekaman audio berbahasa Madura. Dalam rekaman tersebut, seorang pria menyampaikan instruksi agar massa melakukan aksi di Mapolres Pamekasan. Setelah aksi di Mapolres Pamekasan, dilanjutkan aksi di kediaman Mahfud MD di Pamekasan untuk menarik perhatian dan menekan elit pemerintah di Jakarta agar tidak menahan Rizieq Shihab.
Kiai Malik Madani mengaku heran jika aparat kepolisian - khususnya Polres Pamekasan dan Polda Jawa Timur - tidak bisa mengidentifikasi siapa orang yang ada di balik rekaman seruan untuk mengepung rumah ibunda Mahfud MD tersebut.
"Saya dan teman-teman saya sipil murni saja dengan begitu mudahnya memperoleh rekaman pembicaraan tentang rencana unjuk rasa ke Polres Pamekasan yang berlanjut dengan penggerudukan rumah ibunda pak Mahfud," ujarnya. Rekaman suara itu viral dan tersebar luas.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
"Aneh sekali kalau aparat keamanan tidak mendapatkan rekaman itu. Lebih aneh lagi,kalau aparat sudah mendapatkannya, tapi tidak berhasil mengidentifikasi sang pemberi komando dalam rekaman itu," tegas kiai asal Kwanyar Bangkalan Madura itu.
Ia berharap aparat kepolisian bisa bekerja secara profesional dan serius agar tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari.
"Di sini profesionalisme aparat diuji. Jika terlalu lamban kerja aparat, apalagi gagal menyeret aktor intelektual di balik teror ini, semua itu akan menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di negeri ini," tandasnya.
Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan di Indonesia, Polres Pamekasan Tanam Bibit Jagung
Terakhir, ia sangat berharap agar negara benar-benar bisa hadir dalam upaya memberikan perlindungan terhadap warga negaranya. Ia percaya penuh kepada aparat penegak hukum di Indonesia mampu bekerja dengan sebaik-baiknya.
"Saya percaya bahwa aparat keamanan kita masih memiliki profesionalisme dan keberanian menghadapi para pengacau keamanan, siapa pun mereka," katanya.
Sebelumnya diberitakan bangsaonline.com, petugas gabungan jajaran Polda Jawa Timur, merespons cepat kabar viral tentang ancaman pembunuhan dari seorang bernama Aji Dores. Warga Pamekasan, Madura itu mengancam akan membunuh Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, Menko Polhukam RI. Aji Dores kemudian ditangkap aparat Polda Jatim.
Baca Juga: Sukseskan Program Presiden Prabowo, Polda Jatim Datangi Polres Pamekasan
Kapolda Jatim, Irjen Pol Dr Nico Afinta berjanji akan mengejar semua otak di balik aksi massa yang mempersekusi nenek berusia 91 tahun itu pada Selasa (1/12/2020) lalu.
Bahkan Kapolda juga akan mendalami dugaan keterlibatan ormas bentukan Habib Rizieq Shihab, yakni Front Pembela Islam (FPI).
“Akan kami dalami apakah ada kaitannya atau tidak,” kata Nico Afinta yang baru beberapa hari menjabat sebagai Kapolda Jatim, di Mapolda Jatim Jalan A Yani, Sabtu (5/12/2020) pukul 20.00 WIB. (tim)
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News