KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Malam pergantian tahun 2020 ke 2021 tahun ini, Pemkab Kediri meniadakan kegiatan hiburan dan pesta kembang api di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu digelar pesta kembang api menjelang pergantian tahun dan dihadiri Bupati Kediri, serta sejumlah pejabat Forkompimda Kabupaten Kediri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo kepada wartawan mengatakan, keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Satgas Percepatan Penanganan (SGPP) Covid-19 Kabupaten Kediri. Bahwa, kerumunan massa dalam jumlah banyak dikhawatirkan akan menyebabkan ledakan Covid-19 di Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Lanjut Adi Suwignyo, pihaknya juga akan berkonsultasi dengan Bupati dr. Hj. Haryanti Sutrisno terkait ditiadakannya pesta kembang api di pergantian tahun pada saat pandemi Covid-19. Menurutnya, saat ini yang terpenting adalah menjaga kesehatan warga Kabupaten Kediri, karena Covid-19 sangat mudah menular.
"Selama ini, kawasan Monumen SLG selalu menjadi sentra kegiatan pergantian tahun. Namun saat ini di tengah pandemi Covid-19, semua kegiatan di SLG ditiadakan. Bahkan untuk wilayah tertentu, merupakan wilayah steril dan semua orang tidak boleh masuk kawasan tersebut. Kami juga koordinasi dengan Satpol PP, TNI, dan Polri untuk menjaga kawasan SLG agar tidak terjadi kerumunan massa dalam jumlah besar," ujarnya.
Ditambahkan oleh Adi Suwignyo, dengan ditiadakannya kegiatan seni, hiburan, dan pesta kembang api, maka anggaranya bisa disimpan dan digunakan untuk kegiatan lainya di program Disparbud Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
"Akan lebih baik jika berada di rumah saja tentu lebih aman dan tidak berisiko. Kawasan wisata pun sebagian masih tutup. Kita menyadari hal ini, karena setiap hari warga Kabupaten Kediri yang terpapar Covid-19 jumlahnya meningkat setiap harinya. Kita berupaya maksimal mencegah terjadinya klaster baru pascatahun baru. Kita tetap berharap tidak ada penambahan warga terpapar Covid-19 di awal tahun baru nanti," imbuhnya.
Masih kata Adi Suwignyo, kawasan wisata desa yang sudah disimulasikan dibuka, tetap wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan jumlah pengunjung terbatas dan jam kunjung dibatasi.
"Pastinya disparbud berupaya mengajak warga untuk sadar akan penerapan prokes dan tidak abai terhadap Covid-19," pungkas Adi Suwignyo. (adv/kominfo)
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News