Belanda Mendukung Pengembangan Sekolah Lapang Digital untuk Petani Enrekang

Belanda Mendukung Pengembangan Sekolah Lapang Digital untuk Petani Enrekang Penandatanganan penerimaan beasiswa pelatihan StuNed oleh Yunus Busa, Rektor Unimen, disaksikan Muslimin Bando, Bupati Enrekang (tengah) dan Nurdahlia Lairing (kanan) yang merupakan penggagas proposal pelatihan. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rentang waktu Januari sampai Mei 2021, gabungan staf Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang, Pemprov Sulsel bersama Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) mendapatkan beasiswa StuNed dari Pemerintah Belanda untuk mengikuti pelatihan Desain dan Penyusunan Sekolah Lapang Digital.

Penyerahan beasiswa secara daring disampaikan oleh Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, bersamaan dengan pembukaan pelatihan oleh Bupati Enrekang, Muslimin Bando, secara luring. Turut hadir di acara tersebut Rektor Unimen, Yunus Busa, serta Direktur Riset Universitas Van Hall Larenstein, Saskia Heins beserta staf jajarannya serta Dinas-dinas Pemkab Enrekang.

Baca Juga: UNESCO Resmi Tetapkan Geopark Maros Pangkep Jadi Global Geopark

Sejak 2018, Pemkab Enrekang sudah menginisiasi pengembangan sekolah lapangan digital, dengan menggandeng Unimen dan Van Hall Larenstein, University of Applied Science-Belanda. Untuk merealisasikan proses dan pengembangan aplikasi, Pemkab bersama Unimen berhasil meraih beasiswa StuNed untuk subsidi dana pelatihan ini.

Tujuan pelatihan ini terutama untuk memberikan pendekatan inovatif yang berorientasi pada praktik dan alat serta metodologi langsung kepada tim Enrekang di bidang Design and Development of Digital Farmer Field School (DFFS).

Van Hall Larenstein mengapresiasi semangat peserta untuk menuntut ilmu meskipun di masa pandemi, sebagai sarana berbagi pengetahuan untuk ekonomi pedesaan yang berkelanjutan.

Baca Juga: DPUPR Ngawi Sebut Lambatnya Proses Lelang jadi Penyebab Rendahnya Serapan Anggaran

"Pelatihan ini wujud kemitraan segiempat emas, yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Enrekang, Pemerintah Belanda, Unimen, dan Universitas Van Hall Larenstein, serta warga Enrekang," ujar Muslimin Bando lewat keterangan tertulis, Kamis (14/1/21).

Peserta pelatihan terdiri dari 20 orang yang merupakan gabungan staf Pemda Kabupaten Enrekang dan staf Unimen. Mengingat situasi saat ini sedang pandemi Covid-19, pelatihan dilaksanakan secara daring dan luring.

“Unimen, sebagai satu-satunya universitas di Enrekang, berkomitmen untuk turut andil memajukan Enrekang, termasuk petani,” demikian diutarakan Yunus Busa. 

Baca Juga: Lewat Beasiswa StuNed, Komnas HAM Perkuat Kapasitas Penyelesaian Kasus HAM di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Unimen juga meresmikan pusat riset bernama Communication Social Ecological Learning and Sustainable Environment (CoSeLSe)

untuk menangani pengembangan DFFS, serta menyerahkan sabak computer (tablet) secara simbolis kepada petani, sebagai penerima manfaat DFFS.

Sebagai salah satu alumni StuNed, Nurdahlia Lairing yang juga merupakan dosen Unimen dan penggagas proposal pelatihan ini mengatakan bahwa pelatihan DFFS ini harus serius dikembangkan, diuji dan memberikan manfaat bagi petani. ”Karena kita tidak boleh mengecewakan petani,” ungkapnya.

Baca Juga: Relawan Pamekasan Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Sulbar, Kalsel, dan Jombang

Peter van Tuijl menyampaikan bahwa beasiswa ini merupakan sarana kerja sama antar kedua negara, khususnya di bidang pertanian. Program yang berfokus pada pertanian merupakan program penting di tengah situasi pandemi, yang memberikan kontribusi yang krusial bagi pengembangan ekonomi Indonesia.

“Belanda memang salah satu kiblat kemajuan teknologi internet dan pertanian. Van Hall Larenstein punya banyak pakar pertanian, dan Belanda, meskipun negara kecil, tetapi merupakan pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia setelah Amerika," pungkasnya. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO