SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Di tengah situasi pandemi Covid-19, ibu-ibu PKK di Desa Ngampelsari Kecamatan Candi, Sidoarjo, mengisi waktu luang dengan membuat berbagai macam kesenian. Salah satunya, decoupage dompet, bros, dan boneka yang terbuat dari kaos kaki bekas dan klobot jagung.
Puluhan ibu-ibu PKK tengah berkumpul di Kebun Bonsai Taman Candiloka Blok A1-32 Desa Ngampelsari. Dengan berseragam putih (atasan), mereka tampak serius menggunting gambar-gambar bermotif bunga, menempel, dan ngelem.
Baca Juga: Sisihkan Pendapatan 5 Bulan Terakhir, Wawali Madiun Suport Pelatihan Decoupage bagi Narapidana
Suasana kebun yang dikelilingi tanaman bonsai menambah semangat ibu-ibu PKK dalam merakit tas, boneka dan bros. "Awalnya memang hobi. Terus kami salurkan kreativitas ini ke ibu-ibu yang ada di sini," ungkap Ira Irbawati, Bidang Keterampilan PKK Desa Ngampelsari Kecamatan Candi Sidoarjo, Sabtu (20/3/2021).
Alumnus Universitas Negeri Surabaya ini menceritakan, hobi itu sudah digelutinya sejak masih duduk di bangku kuliah. Kini, penyaluran hobi itu membawa berkah. Bahkan, bisa mengajak ibu-ibu di desanya untuk mengembangkan kreativitas sekaligus menambah income keluarga.
"Ya, itung-itung buat nambah penghasilan juga buat ibu-ibu di sini," tambahnya.
Baca Juga: 73 Desa di Sidoarjo Terima Penghargaan Desa Mandiri Dari Mendes PDTT
Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19, selain bisa mengisi waktu luang, juga menambah pemasukan keluarga. Bahkan, minat ibu-ibu PKK dalam berkreativitas kian lama semakin bertambah.
Ada beberapa kreativitas yang terus dikembangkan. Seperti decoupage dompet bermotifkan bunga. Sebelum dipermak, dompet yang terbuat dari bahan telenan kayu masih terlihat biasa-biasa saja. Namun di tangan Ira, dompet tersebut mampu terjual Rp.75 ribu hingga Rp.250 ribu per dompet.
Baca Juga: Unipa Surabaya Dampingi Warga Desa di Sidoarjo Manfaatkan Teknologi Penjernih Air
Dompet-dompet yang sudah jadi, kemudian dipasarkan ke pasar-pasar, sekolah, hingga dijual secara online.
Selain itu, Ira juga mengembangkan kreativitasnya dengan pembuatan bros dan boneka yang terbuat dari bahan kaos kaki bekas dan klobot jagung.
Pembuatan bros ini, dia memanfaatkan kaos kaki bekas untuk diolah kembali. Kaos kaki dipotong-potong kemudian dipermak sedemikian rupa berbentuk bros. Kemudian bros dipercantik dengan berbagai warna yang cantik, sehingga membuat bros terkesan lebih enak dipandang.
Baca Juga: Suvenir G20 Pilihan Presiden Joko Widodo: Radio Kayu Tipe Klasik Modern
Begitu pun pembuatan boneka. Di tangan Ira, klobot jagung yang biasanya dibuang secara cuma-cuma, dimanfaatkan kembali menjadi boneka lucu.
"Memang boneka ini terbuat dari klobot jagung. Bahkan bahan dasarnya terbilang murah, tak jarang juga dibuang sama orang-orang. Tapi, yang ini saya jual seharga Rp.125 ribu," ucapnya.
Baca Juga: 7 Desa di Tulangan Siap Gelar Pilkades Serentak, Kapolresta Sidoarjo Imbau Masyarakat Tak Anarkis
Bukan tidak mungkin. Sebab, boneka berbahan dasar klobot jagung tersebut sudah dibuatnya sejak lima tahun yang lalu. Sehingga kerekatan dan kekuatan boneka lebih terjamin.
"Semakin lama, klobot ini makin kuat. Makanya saya jual agak mahal. Ini sudah lima tahun umurnya," terangnya.
Langkah ibu-ibu PKK ternyata juga mendapat dukungan dari desa setempat. Kepala Desa Ngampelsari, Indah Wahyuni Sumarsono yang turut hadir menyaksikan kegiatan tersebut akan mendukung penuh apapun kegiatan positif dari warga. Terlebih kegiatan seperti ini jarang sekali dilakukan warga.
Baca Juga: Kasus DBD di Sidoarjo Meningkat, BHS Peduli Gelar Fogging di Desa Ngampelsari
"Pastinya kami sangat mendukung penuh. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa meluas lagi. Terutama segi pemasarannya. Sehingga ke depan bisa lebih berkembang," pungkasnya. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News