MALANG, BANGSAONLINE.com - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, menghafal Al-Quran, mendalami, dan memelajarinya merupakan ikhtiar menjaga kesucian Al-Quran.
"Kitab suci yang merupakan firman Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt), maka Allah-lah yang akan menjaganya. Karena itu, memahami Al-Quran sekaligus menghafal dan memelajarinya sangat penting bagi umat Islam," tutur KH Marzuki Mustamar.
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang menegaskan hal itu, saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XIV lanjutan, di Pondok Pesantren Asy-Syadzili, Pakis, Malang, Sabtu 10 April 2021. Kegiatan yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Jamiyyatul Qurra' wal-Huffazh (JQH) Jawa Timur, memperebutkan Kapolda Jatim Cup 2021, berlangsung pada 10-11 April 2021.
Hadir di tengah acara tersebut, sahibul bait KH Mun'im Syadzili, ketua panitia H Musyaffa' Ali dan Ketua PW JQHNU Jawa Timur, Ust H Zainul Arifin.
Lebih jauh, Kiai Marzuki mengingatkan, dengan memelajari Al-Quran dan menghafalnya bagi seorang Muslim akan memberikan manfaat di tengah masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang mulia di mata Allah dan di mata masyarakat.
Baca Juga: Naja Hudia Beberkan Metode Hafal 30 Juz Alquran dalam 10 Bulan
Di tengah masyarakat, para penghafal Al-Quran lebih diutamakan untuk menjadi imam dalam salat. Dengan pembacaan yang fasih, para penghafal Al-Quran sangat dimuliakan sesuai pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
"Kanjeng nabi berpesan, pilihlah imam salat seseorang yang bacaan Al-Quran yang paling fasih. Dan yang terbaik di antara kalian adalah yang terus belajar Al-Quran," tutur Kiai Marzuki Mustamar.
Ia pun mengingatkan adanya seseorang yang sembrono dalam membaca Al-Quran. Mereka inilah yang terancam dilaknat Allah.
Baca Juga: Pertemuan AIAT se-Indonesia di IAIN Kediri: Dorong Pengarusutamaan Riset Berbasis Surah
"Yakni, orang yang tak mengerti tajwid (tata cara membaca Al-Quran) dan membacanya salah. Orang yang tak mengerti ilmu tafsir dan ahli tafsir, ikut menafsir Al-Quran," tuturnya.
Dengan diadakan MTQ, menurut Kiai Marzuki, umat Islam terus menerus berusaha untuk menjaga kesahihan bacaan yang telah diajarkan sejak zaman Kanjeng Nabi hingga kini. Dengan memelajari bacaan Qiraah Sab'ah, misalnya, kesinambungan ilmu dan bacaan yang benar, sebagaimana diajarkan para Sahabat Nabi.
Ketua Panitia MTQ NU Jawa Timur, H Musyaffa' Ali mengatakan, kali ini merupakan penyelenggaraan MTQ terpanjang. Dengan proses yang mengalami penundaan karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sah, Gus Kikin Terpilih jadi Ketua PWNU Jatim dengan Dukungan 88 Persen
"Kita yang terbiasa dengan penyelenggaraan MTQ dengan meriah akhirnya harus menyesuaikan dengan kondisi, dari rencana yang diadakan tahun lalu akhirnya bisa diadakan secara virtual, baik di Pesantren Konang Bangkalan sebelumnya, hingga dilanjutkan di Pesantren Asy-Syadzili Pakis Malang ini," tuturnya.
Menurut Musyaffa', dalam kondisi apa pun syiar Al-Quran tidak boleh berhenti. Syiar Al-Quran harus terus menggema di jagat raya ini sebagai bagian dari dakwah dan pengembangan Islam di bumi.
Baca Juga: Spirit Tebuireng, LPNU Jatim Tingkatkan Pendampingan Ekonomi Nahdliyin
KH Mun'im Syadzili, Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syadzili menyampaikan pesan dalam perhelatan demi syiar Al-Quran ini berlangsung dengan cukup ketat, sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kondisi new normal menjadikan penyelenggaraan MTQ NU Jawa Timur diadakan baik lewat luring (kehadiran langsung) maupun daring (virtual)," tutur putra KH Syadzili.
KH Syadzili adalah pejuang ilmu-ilmu Al-Quran di kawasan Malang Raya, yang kini dilanjutkan dengan perkembangan pesantren tersebut oleh KH Mun'im Syadzili.
Baca Juga: Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini
Dalam MTQ NU Jawa Timur kali ini, terdapat tiga jenis lomba MTQ. Antara lain Musabaqah Hizhil Quran (MHQ), putra-putri 10 Juz dan 20 Juz, Lomba Mars dan Sholawat, serta Lomba Tilawah, terbagi atas kagetori anak putra-putri, remaja putra-putri.
Dalam rangkaian MTQ XIV, tahapan sebelumnya diadakan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Konang, Bangkalan, Madura. Sebagai bentuk syiar yang lebih luas, kemudian puncaknya digelar di Malang ini. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News