BangsaOnline - Buntut dari kisruh KPK-Polri dan kriminalisasi para pimpinan KPK
menjadi catatan penting bagi gerakan anti korupsi di Indonesia. Mahfud
MD melihat penegakan hukum anti korupsi di negara ini kini mundur total.
"Taruhlah dalam penegakan hukum anti korupsi (di Indonesia), sampai sekarang saya lihat malah mundur total," ujar Mahfud.
Hal
ini disampaikan Mahfud saat menjadi pembicara Konferensi Nasional
Psikologi Islam yang digelar oleh Universitas Islam Indonesia (UII) di
Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Jumat (27/2/2015).
"Jual beli kasus banyak terjadi. Mengapa? Karena penegakan hukum tidak ditegakkan dengan benar," imbuhnya.
Mahfud
yang saat itu sedang menjelaskan soal kepemimpinan profetik dan
membandingkannya dengan kepemimpinan Rasulullah SAW. Di mana hasil dari
kepemimpinan Rasul masih bertahan hingga saat ini di seluruh dunia.
Mantan
Ketua MK ini mengisahkan, Rasulullah pernah menemui seorang pencuri
dari Bani Maksum. Keluarga ini kemudian meminta ampun dari hukuman
karena dikenal sebagai keluarga ningrat.
"Rasul menjawab, 'Kau
tahu? Negara-negara banyak yang hancur Romawi, Mesir, karena orang-orang
ningrat yang salah tidak dihukum, sedangkan orang kecil yang salah
dihukum," kata Mahfud.
"Rasul mengatakan, seumpama anak saya Fatimah mencuri, saya akan potong tangannya. Ini menegaskan hukum dengan adil," ujarnya.
Mahfud
kemudian mencontohkan sejumlah kepemimpinan Islam yang juga hancur
karena korupsi dan penegakan hukum yang tak tegas. Indonesia harus
belajar dari sejarah.
"Turki, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah,
karena korup dan hukum tak ditegakkan. Indonesia harus belajar dari ini.
Kalau kita mau jadi pemimpin, harus beriman. Kalau tidak, tidak akan
takut melakukan yang tidak benar, " ulasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News