Pasca Longsor, Tebing Kaligandong Bojonegoro Belum Tersentuh

Pasca Longsor, Tebing Kaligandong Bojonegoro Belum Tersentuh LONGSOR: Tebing Kaligandong di Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, longsor. Puluhan rumah di dekat longsoran terancam terseret ke dalam sungai. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Longsornya bantaran Kaligandong di Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, sejak awal tahun 2014 lalu hingga kini belum ditangani oleh dinas terkait, seolah-olah pemerintah tutup mata soal bencana ini. Longsornya tebing anak sungai Bengawan Solo itu saat ini semakin parah dan mengancam puluhan rumah warga.

Bantaran sungai yang bertambah panjang menjadi 400 meter dari sebelumnya hanya 100 meter. Lebar an juga bertambah dari sebelumnya 20 meter menjadi 50 meter. Sedangkan kedalaman an sekitar 20 meter.

Baca Juga: BPK RI Data Warga Penerima Bantuan Rumah di Desa Selopuro Nganjuk

Bantaran Kaligandong yang itu kini menyerupai danau kecil. Tebing yang ikut menyeret ratusan pohon bambu yang semula berada di tepi sungai. Selain itu, puluhan pohon mangga dan pohon pisang juga tercebur ke dasar sungai.

Tak hanya pepohonan, kamar mandi berdinding tembok berukuran 3 meter x 3 meter milik Marem, 67, warga setempat, juga ikut tergerus dan masuk ke sungai. Saat ini, air Kaligandong berwarna kuning kecokelatan bercampur lumpur tampak mengalir deras membawa ranting-ranting kecil.

Tebing yang kini hanya berjarak 2-3 meter dari rumah Mbah Marem. Rumah berdinding kayu jati itu hanya ditinggali oleh Marem. Sebelumnya rumah Mbah Dono yang berdinding sasak bambu dan kayu yang berada di dekat tebing Kaligandong yang telah lebih dulu dibongkar.

Baca Juga: Demi Keselamatan Bersama, Warga di Dusun Kajar Kediri Diimbau Tinggalkan Rumah saat Hujan

“Sebetulnya saya sudah sangat khawatir. Takut kalau sewaktu-waktu tebing yang ikut menyeret rumah ini. Makanya saya ingin cepat membongkar rumah dan segera pindah. Tetapi, mau bagaimana lagi belum ada biaya untuk membongkar rumah,” ujar Mbah Marem dengan nada sedih, Senin (2/3/2015).

Nenek barambut putih itu menuturkan, beberapa kali petugas dari desa, kecamatan, dan Polsek Purwosari datang dan mengecek kondisi bantaran Kaligandong ini. Namun, kata dia, mereka hanya mengecek dan mengumbar janji akan membantu memperbaiki tebing yang atau memindah rumah.

“Tapi sampai sekarang mereka cuma janji saja. Sudah dua tahun ini terjadi tetapi belum ada tindakan apa-apa,” ujarnya.

Baca Juga: Dinsos Kabupaten Kediri Gelar Simulasi Penanganan Korban Bencana Tanah Longsor

Selain rumah mbah Marem yang posisinya paling dekat dengan tebing , rumah warga lainnya yang terancam terkena an yakni rumah Suryono, Rawan, Wakiran, Samuri, Sumi, Jamari, Kemi, Sujud, Warti, Purnomo, Budi, Parto, Kiswoto, Keri, dan Kadir. Rumah-rumah warga ini hanya berjarak 5-10 meter dari tebing sungai yang terus tersebut.

Menurut warga lainnya, Purnomo, kondisi bantaran Kaligandong yang kini semakin mengkhawatirkan dan mendekati permukiman warga. Sebetulnya, kata dia, warga mau bergotong-royong menahan tebing yang itu dengan kayu bambu. Akan tetapi, perlu ada bantuan dari pemerintah untuk biaya pembangunan tangkisan atau tanggul tersebut.

“Kalau dibiarkan terus, puluhan rumah warga di dekat Kaligandong akan terseret dan masuk sungai,” ujarnya.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Terdampak Bencana, Kepala BPBD Jember Ingatkan Masyarakat untuk Tetap Waspada

Sementara itu menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfa, mengaku belum mendapatkan laporan mengenai bantaran Kaligandong tersebut.

“Sampai saat ini belum ada laporan Kaligandong itu,” ujarnya.

Menurutnya, upaya penanggulangan sungai itu melibatkan instansi lainnya seperti Dinas Pengairan dan Dinas Pekerjaan Umum. Sedangkan, bila ada upaya relokasi rumah warga yang terkena dampak maka perlu melibatkan pihak kecamatan dan desa.

Baca Juga: Situasi Terkini Jalur Bandung-Sumedang Pascalongsor di Cadas Pangeran

“Pihak kecamatan dan desa yang bisa mengupayakan relokasi rumah warga yang terkena dampak itu. Misalnya memakai tanah kas desa untuk ditempati bagi warga yang menjadi korban ,” ujarnya.

Kaligandong merupakan anak Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro. Panjang aliran sungai ini sekitar 8 kilometer mulai dari Kecamatan Tambakrejo, Gayam, dan berakhir di Purwosari. Selama musim hujan ini Kaligandong sering penuh dan meluap hingga menyebabkan tebing-tebing sungai .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Longsornya Gunung Batu Alam Cirebon':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO