Isti Hidayati, ​Mahasiswi Indonesia Raih Disertasi PhD Terbaik dari University of Groningen Belanda

Isti Hidayati, ​Mahasiswi Indonesia Raih Disertasi PhD Terbaik dari University of Groningen Belanda Mahasiswi Indonesia, Isti Hidayati meraih Disertasi PhD terbaik dari University of Groningen, Belanda. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mahasiswi asal Indonesia, Isti Hidayati membuat bangga dan harum nama Indonesia. Pasalnya, ia meraih penghargaan terbaik tahun 2020 dari University of Groningen, Belanda.

Disertasi yang berjudul "Understanding mobility inequality: A socio-spatial approach to analyse transport and land use in Southeast Asian metropolitan cities" ini membuatnya mendapatkan hadiah sebesar € 7.500 atau 7.500 gulden atau sekitar Rp 60 juta.

Baca Juga: Agus Harimurti Yudhoyono Jalani Ujian Proposal Disertasi di Unair

Isti berhasil mendapatkan gelar PhD dengan masa studi yang terhitung relatif cepat (1 Februari 2017 - 10 Desember 2020). Menurut Isti, ini dikarenakan supervisor dan promotor bisa bekerja secara paralel.

“Jadi, semisal saya bekerja dengan Wendy di paper A, pada saat yang sama saya juga menulis paper B dengan Claudia, sehingga kami bisa publish paper secara efisien, tidak menunggu paper A selesai baru lanjut ke paper B," tutur Isti dalam keterangan tertulis, Kamis (1/7/2021).

Dalam nya, Isti menawarkan wawasan spasial sosial tentang ketimpangan mobilitas melalui studi kasus empiris di Jakarta dan Kuala Lumpur, sebagai contoh tipikal kota-kota besar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Sri Mulyani Jadi Penguji Dalam Promosi Doktor Anggota DPR

Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa perbedaan kemampuan dalam melakukan mobilitas (mobility inequality) memberi pengaruh negatif bagi masyarakat marginal (umumnya perempuan, masyarakat berpenghasilan rendah, mereka dengan disabilitas).

Perbedaan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh ruang terbangun, misalnya konfigurasi jalan, fungsi dan bentuk bangunan, dan praktik sosial, misalnya ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Baca Juga: Hadirkan Cendekiawan dari 9 Negara, ICORcs Jadi Upaya Kiai Asep untuk Cetak Banyak Doktor

“Sukanya saat melakukan penelitian ini adalah bertemu banyak orang yang membantu dan memiliki interest yang sama dengan saya, bisa belajar hal baru, misal jadi tahu gang-gang kecil di Jakarta dan Kuala Lumpur, tahu tempat jajanan enak, dan dapat pengalaman travelling. Dukanya tentu saja stres ketika mengumpulkan data, misalnya data lupa tidak di-save, seharian tidak dapat responden, sudah jalan seharian tapi ternyata tidak terekam, dan pressure ketika menulis, misanya seharian stuck, dapat kritikan pedas dari reviewer yang kadang bikin down," ujar Isti.

Isti juga menambahkan bahwa dukungan dari supervisor dan dari teman-teman Universitas Groningen dan juga dari perkumpulan pelajar Indonesia, serta keprofesionalitasan LPDP yang tidak pernah telat memberi uang beasiswa, ikut membantunya mengurangi stres, sehingga bisa mencapai prestasi ini.

Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih oleh Isti Hidayati. Peter berharap semoga prestasi anak bangsa ini bisa menambah motivasi para pelajar Indonesia lainnya dalam bersaing di kancah internasional. (mdr/ian)

Baca Juga: 10 Ribu Mahasiswa Indonesia Kuliah di Mesir, Gubernur Khofifah Terima Kunjungan Dubes Mesir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO