SURABAYA, BANGSAONINE.com - Rencana pembangunan Tol Trans Madura sepanjang 150 kilometer yang akan diletakkan pada sisi utara pulau Madura mendapat penolakan para kia di Madura. Mereka menilai pembangunan itu tak menyelesaikan masalah. Terutama kemacetan lalu lintas yang dialami warga Madura selama ini.
“Itu tak sesuai dengan rencana awal yang ingin mencari solusi untuk mengatasi kemacetan,” tegas KH Muchlis Muhsin, Ketua Aliansi Pemuda Ekonomi Kiai Madura (ASPEK MADURA) kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga: Petugas Gabungan Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal di Suramadu, Kerugian Negara Capai Miliaran Rupiah
Penolakan serupa disampaikan Rais Syuriah PCNU Sampang KH Syafiuddin Wahid. “Saya tak setuju. Kan mobil yang lewat daerah utara sedikit sekali,” kata Kiai Syafiuddin Wahid sembari menceritakan bahwa ia pernah lewat daerah Ketapang.
“Saya pernah lewat Ketapang saat dari Surabaya. Sedikit sekali mobil yang lewat,” tambahnya.
Ia mengaku mendengar dari Bupati Sampang bahwa pembangunan Tol Trans Madura itu letaknya di wilayah tengah, bukan wilayah utara. “Bupati mendengar dari kementerian di Jakarta. Katanya di wilayah tengah,” kata Kiai Syafiuddin.
Baca Juga: PCNU se-Madura Minta Nahdliyin Jaga Kondusivitas Pilkada, Keluarkan 7 Imbauan
(KH Syafiuddin Wahid (paling kiri). foto: Diskominfo Sampang)
Karena itu ia agak kaget ketika muncul wacana pembangunan Tol Trans Madura akan ditaruh di wilayah sisi utara pulau Madura dengan pertimbangan pengembangan pariwisata. Karena yang paling urgen adalah untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang puluhan tahun hingga sekarang tak pernah ada solusi.
Kiai Muchlis dan Kiai Syafiuddin sepakat untuk silaturahim sekaligus tabayyun bersama para kiai kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Minimnya Pengamanan Jadikan Jembatan Suramadu Jalur Maut
“Sejak dulu kami para kiai di Madura mengusulkan pembangunan tol itu. Tapi bukan ditaruh di sisi utara. Kami mengusulkan ditaruh di wilayah tengah untuk mengatasi kemacetan,” kata Kiai Muchlis yang pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Modung Bangkalan itu.
Alasannya, di jalan nasional menuju Sampang, Pamekasan, dan Sumenep itulah yang selalu terjadi kemacetan. Terutama di Kecamatan Tanah Merah dan Blegah. “Di Tanah Merah dan Blegah itu ada pasar tumpah yang selalu bikin macet,” kata Kiai Muchlis Muhsin.
Menurut dia, kemacetan di dua daerah itu bisa sampai berjam-jam. “H Zaini dan Siti Marwiyah itu kan gak tahu kondisi sebenarnya. Mereka orang Madura tapi tinggal di Surabaya. Jadi gak mengalami kemacetan tiap hari seperti saya,” kata Kiai Mukhlis.
Baca Juga: Kronologi Seorang Wanita Jadi Korban Jambret di Dekat Poslantas Patapan Akses Suramadu Bangkalan
(KH Muchlis Muhsin. foto: BANGSAONLINE.com)
Karena itu Kiai Muchlis berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah Jawa Timur, khususnya Gubernur Khofifah, untuk membangun Trans Tol Madura di wilayah tengah.
"Ini sesuai aspirasi para kiai dan tokoh-tokoh masyarakat Madura yang sama sekali tak punya kepentingan, kecuali untuk kemaslahatan umat, terutama kelancaran lalu lintas dan berkembanganya ekonomi dan kesejahteraan warga Madura," katanya.
Baca Juga: Kerusuhan Bonek di Suramadu, Polisi Tetapkan 18 Pelaku Pengerusakan
Seperti diberitakan, Sekretaris Dewan Pengembangan Madura (DPM) Harun Al Rasyid mengaku sudah bertemu Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono untuk membahas persoalan teknis usulan pembangunan jalan Tol Trans Madura.
"Kami sudah bertemu Plh. Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono menindaklanjuti usulan tersebut," ujar Harun Al Rasyid dikutip Antara, Jumat (18/6/2021).
Menurut dia, pembahasan itu merupakan tindak lanjut surat DPM Nomor 34/DPM/2020 kepada Presiden RI perihal Permohonan Pembangunan Jalan Tol Trans Madura serta pertemuan dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi pada 1 Juni 2021.
Baca Juga: Diduga Alami Microsleep, Warga Pamekasan Kecelakaan di Jembatan Suramadu
Hadir pada pertemuan tersebut Ketua Umum DPM Achmad Zaini bersama dua anggota Dewan Pakar DPM Dr: Siti Marwiyah dan Dr. R.P. Mujahid Anshori, serta pengurus Buchori Imron dan Rahman.
Dalam waktu 10 hari setelah menghadap Gubernur Khofifah, pihaknya sudah mendapatkan mitra inisiator tol tersebut dan dalam waktu dekat akan dikerjakan oleh konsultan yang ditunjuk.
Ia menambahkan untuk memperkuat konten dan karakter arsitektur lokal tol, maka dalam waktu dekat DPM bersama Pemprov Jatim melaksanakan diskusi kelompok terfokus melibatkan para pemangku kebijakan di Madura dengan pembicara kunci Gubernur Khofifah.
Baca Juga: Warga Dupak Ditemukan Tewas di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Lakukan Penyidikan
Sementara Dr. Siti Marwiyah, anggota Dewan Pakar DPM, berharap tol yang akan membentang sepanjang sisi utara Madura itu dapat mempermudah masyarakat menjangkau keindahan pantai utara Madura, terutama Pantai Slopeng, Lombang dan ke pulau oksigen.
"Tentu nantinya akan menjadi pengungkit kebangkitan ekonomi Madura," tegas wanita asal Pamekasan Madura itu. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News