Ketua RW di Kebomas Pusing, Warga Isoman Covid-19 Non KTP Gresik Tak Bisa Dapat Bantuan

Ketua RW di Kebomas Pusing, Warga Isoman Covid-19 Non KTP Gresik Tak Bisa Dapat Bantuan Bupati Gus Yani berbincang dengan camat, lurah, dan kades saat launching posko darurat di Kantor Kecamatan Kebomas, belum lama ini. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sejumlah Ketua Rukun Warga (RW) di Kabupaten dibuat pusing dengan kondisi warga mereka yang statusnya domisili (non-KTP ) yang terpapar Covid-19, dan tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).

Sebab, mereka tak bisa mendapatkan bantuan, baik dari Dana Desa (DD) maupun Posko Darurat . Sebab, warga isoman yang bisa mendapatkan bantuan hanya yang ber-KTP .

Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean

"Kami dari Ketua RW di Desa Kembangan pusing dengan kondisi warga kami yang isoman non KTP . Sebab, yang mendapatkan bantuan hanya yang ber-KTP ," ucap Ketua RW 10 Desa Kembangan, Katik Alfarisi kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (22/7/2021).

Menurut Katik, kondisi seperti itu tak hanya dialami oleh RW 10. Namun, RW lain di Desa Kembangan juga mengalami kondisi serupa. "RW di Perumahan Alam Bukit Raya (ABR), maupun di Perumahan Bunder Asri juga sama," ungkapnya

Disebutkan, di Desa Kembangan saat ini ada sekitar 89 warga yang terpapar Covid-19 berdasarkan hasi tes swab antigen maupun PCR. Dari jumlah itu, sekitar 70 persennya warga domisili (non KTP ).

Baca Juga: Anggaran BK dan Pokir DPRD Gresik Berkurang, Pemdes Slempit Gelar Musdes P-APBDes 2024

Katik kemudian mencontohkan di wilayah RW 10, ada 50 warga yang isoman, namun sekitar 35 warga di antaranya bukan warga .

"Mereka semua meminta bantuan. Ini yang membuat kami selaku Ketua RW pusing. Dimintakan ke desa dari DD nggak bisa karena harus ber-KTP karena SPj-nya harus seperti itu. Sementara mereka butuh bantuan makan atau sembako untuk kebutuhan hidup. Ya terpaksa harus ambil kas RT atau RW dari iuran warga. Akhirnya kas menipis," beber Katik.

Katik mengaku bersama Ketua RW lain sudah berkali-kali memperjuangkan warga isoman non KTP agar bisa mendapatkan bantuan dari desa. Namun, tetap tidak bisa.

Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis

Belakangan, tambah Katik, RW-RW mendapatkan pemberitahuan dari pihak , bahwa warga yang isoman dan warga terdampak Covid-19 bisa mendapatkan bantuan dari posko darurat. Namun ternyata syaratnya sama, harus ber-KTP dan menunjukkan hasil swab antigen atau PCR. "Jadi, yang bisa mendapatkan hanya yang ber-KTP . Ini kan kami juga kebingungan bagaimana yang domisili," bebernya.

Katik berharap program jaring pengaman sosial (JPS) Dampak Covid-19 yang pernah digulirkan Pemkab pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020, digulirkan lagi. Sebab, saat itu warga yang mendapatkan bantuan tak hanya warga saja. Namun yang domisili seperti kontrak dan kos juga bisa mendapatkan bantuan.

"Mudah-mudahan Pemkab di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani ada kebijakan JPS terdampak covid. Sehingga, banyak warga terdampak yang dapat. Bukan hanya ber-KTP . Non KTP juga mendapatkan," pungkasnya.

Baca Juga: Kebonagung, Desa Penghasil Jeruk Nipis dari Kota Pudak

Sementara Kepala Desa (Kades) Kembangan, Ngadimin membenarkan bahwa warga terdampak Covid-19 yang bisa mendapatkan bantuan dari Dana Desa (DD) hanya yang ber-KTP , dengan disertai hasil swab antigen atau PCR.

"Ya Pak. Yang dapat hanya ber-KTP . Aturannya seperti itu," katanya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (22/7/2021)

Sementara untuk yang bantuan dari posko darurat, dirinya tengah memperjuangkan agar warga non-KTP juga bisa ter-cover. "Kalau yang dapat hanya ber-KTP kasihan yang lain. Warga saya yang isoman dari 98 orang banyak yang bukan KTP . Belum lagi yang terdampak covid," terangnya.

Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani

Ngadimin mengungkapkan baru-baru dirinya mendapatkan pemberitahuan dari pihak , kalau warga Desa Kembangan yang mendapatkan bantuan dari posko darurat sebanyak 39 orang. "Kalau jatahnya cuma 39 ya kurang. Yang isoman saja 89, atau sekarang kalau saya dapat laporan dari puskesmas sudah banyak sembuh tinggal sekitar 68 orang yang masih isoman. Itu baru yang isoman. Yang terdampak lain di luar isoman, lebih banyak," terangnya.

Ngadimin juga berharap program JPS untuk warga terdampak Covid-19 pada tahun 2020 digulirkan kembali. Sehingga, makin banyak warga terdampak yang mendapatkan. "Kalau JPS dampak covid 2020, baik warga yang ber-KTP atau tidak, semuanya dapat. Asalkan masuk kriteria warga tak mampu," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO