PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Rencana Pemkab Pasuruan akan menggunakan SMPN 2 Bangil sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) bagi penderita/pasien Covid-19 mendapat respons dari sejumlah warga Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil dan wali murid SMPN 2 Bangil.
"Sebagai wali murid saya secara pribadi tidak sepakat jika SMPN 2 Bangil dijadikan tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 ataupun OTG Covid-19," kata Henry, salah satu wali murid saat mengikuti audiensi bersama warga sekitar SMPN 2 Bangil yang diwakili oleh Agus, ketua RT setempat dengan Muspika Bangil di Kantor Kecamatan Bangil, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
Henry menyampaikan, setidaknya ada beberapa alasan mendasar penolakan tersebut, di antaranya yakni tidak adanya jaminan secara tertulis dari pejabat yang berwenang jika lokasi isoter pra-pasca digunakan steril dari virus Covid-19, sehingga aman bagi siswa maupun tenaga pendidik.
Kemudian, lanjut Henry, pihak terkait tidak bisa memberikan alasan yang dapat diterima akal sehat terkait dengan pemilihan SMPN 2. Para pihak terkait hanya menyampaikan bahwa SMPN 2 sangat representatif dan memiliki ketersediaan air serta sarana MCK memadai juga mendesaknya waktu.
"Artinya bahwa pemilihan SMPN 2 Bangil sebagai isoter hanya berpandangan sesaat, sempit, dan yang penting ada tempat isoter tanpa melalui kajian secara mendalam terhadap aspek kehidupan (psikis) warga sekitar, siswa, serta guru," ujarnya.
Baca Juga: Keluhkan Perizinan, Sejumlah Perusahaan Wadul ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan
Lebih jauh, ia menuturkan, perlu diketahui bahwa lingkungan sekitar SMPN 2 Bangil merupakan kawasan pendidikan dan padat penduduk, maka perlu dijabarkan secara detail dan tegas juga konkret bagaimana tindak lanjut jika PPKM di Kabupaten Pasuruan khusus yang saat ini level 3 dan kemudian hari turun pada level 1. Pada level 1 PPKM, pihak sekolah bisa menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 25 s/d 50%.
"Sementara di tempat isoter masih ada pasien yang dirawat. Bagaimana pula pelayanan pihak sekolah jika ada alumni SMPN 2 meminta legalisir atau pihak wali murid meminta dokumen rapor siswa yang akan mencairkan bantuan dari pemerintah (PKH). Sementara tidak memungkinkan berkas dokumen administrasi siswa dibawa ke tempat lain (boyongan). Hal ini dikawatirkan berkas dokumen tercecer atau terselip, sehingga merugikan bagi siswa atau alumni itu sendiri," tutur Henry.
Menurutnya, jika alasan SMPN 2 Bangil representatif dan tersedia sarana MCK, tidak bisakah memilih tempat lain yang jauh dari pemukiman padat penduduk. "Semisal SMPN 3 Bangil yang jauh dari pemukiman padat penduduk dan lebih dekat akses menuju RSUD Bangil. Eks RSUD Bangil, Gedung Lemcadika (Kompleks Kantor KPUD), serta Gor Raci. Toh ketiga tempat itu semua sarana dan prasarananya tak jauh berbeda dengan SMPN 2 Bangil," pungkas pria yang juga seorang jurnalis tersebut.
Baca Juga: Hari Jadi ke-79 Provinsi Jatim, Pemkab Anugerahi Penghargaan 20 Elemen Masyarakat Berprestasi
Menanggapi hal itu, Camat Bangil Komari mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan langkah koordinasi dan melapor ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan terkait respons tersebut.
Di sisi lain, Camat Bangil juga menyampaikan bahwa pihaknya di sini sebagai kepanjangan tangan pemerintah memohon kesadaran, kerelaan, serta keikhlasan saudara-saudara semua untuk ikut serta menyukseskan program pemerintah pusat, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Di mana saat ini Kecamatan Bangil merupakan daerah dengan grafik tertinggi penyebaran Covid-19 dan banyak warga yang menjalankan isoman," kata Camat Bangil.
Baca Juga: Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan ini Harap Pemerintah Perhatikan Kesejahteraan Air di Wilayah Selatan
Menurutnya, isoman yang dilakukan warga itu sendiri tidak efektif dan kurang pengawasan. Dengan isoter, maka semua pasien Covid-19 akan dapat tertangani secara baik. Pun demikian, jika tren penyebaran Covid-19 di wilayah Pasuruan, khususnya Kecamatan Bangil turun, dapat dipastikan tempat isolasi yang ada akan kosong atau berkurang.
"Maka tempat isoter di SMPN 2 Bangil langsung kami tiadakan dan semua pasien dipindah ke tempat isolasi yang telah ada yakni BLK Rejoso, SKB Pandaan, Hotel Permata Biru, Hotel Pinus Garden, RSUD Bangil, dan RSUD Grati," tukasnya. (afa/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News