NGAWI, BANGSAONLINE.com - Generator oksigen yang terpasang di RSUD dr Soeroto Ngawi dan Kantor Dinas Kesehatan Ngawi hingga kini belum juga difungsikan. Padahal, pengadaan alat tersebut menghabiskan anggaran Rp 7,2 miliar.
Generator oksigen itu belum dimanfaatkan, karena saat ini BOR rumah sakit di Ngawi sudah turun di angka 33 persen. Artinya, kasus Covid-19 sudah melandai sehingga kebutuhan akan oksigen juga sudah kembali normal.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Menurut dr Ganis Kurniawan, Kasi Pelayanan RSUD dr Soeroto saat ditemui BANGSAONLINE.com, saat ini kebutuhan oksigen masih tercukupi dari pihak ketiga (Samator).
"Memang untuk saat ini mesin generator oksigen sudah siap dipergunakan, namun untuk pengoperasiannya harus menyiapkan tenaga khusus," terangnya.
"Untuk kebutuhan oksigen sebenarnya kita sudah tercukupi dari tabung Samator dan kerja sama dengan Rumah Sakit Widodo maupun Attin," ujar Ganis.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
Untuk mengoperasikan generator yang memproduksi khusus oksigen konsentrat tersebut, pihak rumah sakit masih menyiapkan tenaga operasional. Kata Ganis, SDM yang dipersiapkan harus mengikuti pelatihan secara khusus terlebih dahulu dari pihak yang memproduksi alat.
Karena itu, sampai saat ini alat produksi oksigen medis tersebut hanya sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu kondisi kritis akibat penyebaran Covid-19 kembali terjadi di Ngawi.
Sebab, oksigen konsentrat tersebut juga tidak memungkinkan untuk diperjualbelikan. "Kalau dijualbelikan tidak memungkinkan. Cost-nya juga tinggi termasuk kebutuhan listriknya. Jadi, kita masih tercukupi dengan oksigen liquid yang saat ini," pungkas Ganis.
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
Diketahui, pengadaan generator oksigen itu karena Kabupaten Ngawi sempat mengalami kekurangan oksigen. Sehingga, banyak kasus pasien yang terpapar Covid-19 meninggal akibat kekurangan oksigen. (nal/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News