SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Ternyata makin banyak kiai dan tokoh Madura yang menolak rencana pembangunan Tol Trans Madura. Termasuk para ketua NU di Madura.
“Menurut pandangan awam, tol banyak menguntungkan kelas menengah ke atas. Bahkan meniadakan pedagang kecil di sepanjang pinggiran jalan,” kata Ketua PCNU Sumenep KH Pandji Taufiq kepada BANGSAONLINE.com, Ahad (19/9/2021) sore.
Baca Juga: 7 Mahasiswa Asing Program UTISS Hadir di Wisuda ke-37 Universitas Trunojoyo
Kiai Pandji Taufiq menilai, sebenarnya Tol Trans Madura baik. “Tapi sebagian warga Madura mengusulkan agar kereta api Madura dihidupkan kembali. Insyaallah lebih cocok untuk kebanyakan orang Madura, agar pedagang kelontong di sepanjang pinggir jalan Madura tetap bisa dinikmati oleh kebanyakan warga,” kata Kiai Pandji Taufiq.
Alasan lain, menurut Kiai Pandji Taufiq, trasnportasi kereta api lebih berkesesuaian dengan kondisi warga lapisan bawah.
Sebelumnya, penolakan Tol Trans Madura juga datang dari Aliansi Ulama Madura (AUMA). Dalam surat bertanggal 14 September 2021 yang ditandatangani ketua AUMA KH Ali Karrar Shinhaji dan sekretaris AUMA Drs KH Fadholi Moh Ruham, M.Si, menilai bahwa pembangunan Tol Trans Madura belum saatnya direalisasikan.
Baca Juga: Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Yankes Bergerak di Grahadi
“AUMA menilai bahwa jargon ‘Membangun Madura Jangan Membangun di Madura’ penting dijadikan tolak ukur setiap pembangunan di Madura,” bunyi surat AUMA yang beredar luas.
AUMA justru mengusulkan pelebaran jalan, perbaikan kualitas jalan, pembangunan jalan layang di lokasi macet dan penataan lokasi beberapa pasar tradisional yang selama ini jadi penyebab kemacetan.
Pantauan BANGSAONLINE.com titik macet jalan raya di Madura bertumpu pada dua tempat. Yaitu di jalan raya pasar tradisional Tanah Merah dan Blega. Dua-duanya masuk Kabupaten Bangkalan.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan Serahkan Bantuan Modal Usaha untuk IKM dari DBHCHT 2024
Kini sepanjang jalan provinsi di Madura penuh dengan pedagang kecil, terutama kuliner. Para pedagang itu tumbuh pesat di pinggir jalan, mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, hingga Sumanep.
Seperti diberitakan, pada Kamis (16/9/2021) lalu sejumlah tokoh Madura menggelar FGD (Focus Group Discussion) bertema Urgensi Pembangunan Tol Trans Madura di kampus Universitas Dr Soetomo Surabaya.
Dalam undangan yang beredar banyak pejabat penting yang dijadwalkan menyampaikan sambutan. Di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Namun dua pejabat tinggi negara tersebut tak hadir. Mahfud MD diwakili Imam Marsudi, stafsusnya, sedang Gubernur Khofifah diwakil Plh Sekdaprov Heru Tjahjono.
Baca Juga: Billboard Paslon Moh Baqir-Taufadi Bertebaran Jelang Pilkada Pamekasan 2024
Hanya Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron yang hadir memberikan sambutan. Tiga bupati di Madura lainnya, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, juga tak hadir. Mereka mewakilkan pada wabupnya masing-masing.
Dalam undangan itu tertera Ketua Panitia H Ahmad Zaini, Sekretaris Dr Harun Al Rasyid, dan penasehat Dr KH R Syafi Rofii.
Ahmad Zaini mengklaim bahwa Tol Trans Madura itu sangat diharapkan masyarakat Madura. (tim)
Baca Juga: Deklarasikan Dukungan, Santri dan Kiai ‘Aspek’ Madura Pastikan Khofifah-Emil Tak Tertandingi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News