Oleh: M. Syuhud Almanfaluty --- Rekomendasi penetapan tiga Calon Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Gresik sudah turun dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Begitu juga Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Republik Indonesia.
Ketiga calon tersebut secara urut abjad adalah, Asisten Sekda Gresik Abu Hasan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Achmad Washil Miftachul Rahman, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Budi Rahardjo.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Saat ini, bola penentuan calon Sekda Gresik terpilih berada di gengaman tangan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani. Sebab, dia yang memiliki hak prerogatif (hak mutlak) untuk memilih calon pembantunya untuk duduk di top leader birokrasi Gresik.
"Rekomendasi calon sekda sudah turun. Sekarang nama calon sekda ada di genggaman Gus Yani (bupati). Genggamannya belum dibuka," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Gresik, dr. Adi Yumanto.
Sejauh ini, siapa dari tiga Calon Sekda Gresik yang dipilih bupati masih tertutup rapat. Belum ada bocoran sama sekali.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Penentuan Sekda Gresik memamng merupakan hak prerogatif bupati. Siapa pun tak boleh mencampuri. Namun praktiknya tak mudah seperti membalik telapak tangan.
Hal ini tak lepas dari jabatan politik yang disandang bupati. Dia bisa menjadi bupati karena tak lepas dari dukungan 6 partai politik pengusung.
Yaitu, Partai Golkar dengan 8 kursi. Partai PDI Perjuangan dengan 6 kursi. Partai Nasdem dengan 5 kursi. Partai Demokrat dengan 4 kursi. Serta, Partai PPP dan PAN masing-masing dengan 3 kursi.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Selain itu, dukungan kepada Fandi Akmad Yani, yang akrab dipanggil Gus Yani juga dari kalangan tim sukses lain, mulai para kiai, organisasi kemasyarakatan, dan komponen lain.
Makanya, tak bisa ditampik tarik-menarik kepentingan (oligarki) dari mereka dalam penentuan jabatan Sekda Gresik.
Untuk itu, Bupati Gus Yani jelas akan bertindak sangat hati-hati dalam memutuskan pilihan Sekda Gresik yang akan membantu tugas-tugasnya.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Tentu kehati-hatian itu berdasarkan pertimbangan logis dan politik. Bupati Gus Yani tak akan bisa mengesampingkan psikologi para pendukung, baik dari partai politik, maupun tim.
Mengapa? Bupati Gus Yani baru menjabat 1 periode (2021-2024). Tentu masih punya kepentingan lagi untuk maju suksesi Pilkada Gresik pada bulan November tahun 2024.
Karena itu, jika kepentingan para pendukung tak terakomodir, atau Bupati Gus Yani tak bisa meyakinkan para partai pendukung dan tim, maka hal itu akan menjadi batu sandungan dalam pemberian dukungan pada Pilkada 2024.
Baca Juga: Plt Bupati Gresik Teken Serah Terima Pengelolaan Sementara Stadion Gelora Joko Samudro
Makanya, bupati sangat ekstra hati-hati dalam menentukan pilihan Sekda Gresik. Kalau perlu harus istikharah, sehingga Bupati Gus Yani mendapatkan petunjuk dari sang Khaliq, Allah SWT.
Penentuan Sekda Gresik kali ini, sama persis terjadi di masa kepemimpinan Bupati Gresik, KH. Robbach Ma'sum (almarhum) pada periode 2005-2010.
Ketika itu, ada 3 kandidat kuat. Yaitu, Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda), Dr. Husnul Khuluq. Kepala Diskoperindag, Ir. Hari Sucipto. Dan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Ir. Tugas Husni Syarwanto.
Baca Juga: Bu Min Ajak Media Sinergi untuk Kemajuan Gresik
Tiga kandidat Sekda Gresik tersebut sama-sama memiliki kecakapan untuk menjadi sekda. Mereka sama-sama memiliki kedekatan kuat dengan Kiai Robbach Ma'sum, dan kans kuat, baik di birokrasi, maupun di luar birokrasi.
Namun, Kiai Robbach tentu waktu itu banyak pertimbangan logis yang diambil dalam memilih sekda. Termasuk pertimbangan politik. Salah satunya, adalah kepentingan politik untuk meneruskan tongkat estafetnya menjadi Bupati Gresik.
Pada akhirnya, Kiai Robbach dengan berbagai pertimbangan menambatkan pilihan kepada Husnul Khuluq menjadi Sekda Gresik. Khuluq kala itu menjabat Ketua PCNU Gresik. Secara basis Khuluq memiliki kekuatan di masa nahdliyin yang mayoritas warga di Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Minta TAPD Tak Sodorkan Draft KUA PPAS yang Belum Rampung
Benar adanya. Setelah Kiai Robbach tak menjabat, Khuluq maju menjadi Calon Bupati Gresik untuk meneruskan tongkat estafet Kiai Robbach pada Pilkada Gresik 2010.
Namun, manusia tak bisa merekayasa takdir Allah. Meski menang pada Pilkada Gresik tahun 2010 putaran pertama, Mahkmah Konstitusi (MK) akhirnya membatalkan kemenangan Khuluq. Setelah ada gugatan dari calon Bupati Sambari Halim Radianto.
Pilkada Gresik akhirnya diulang di 9 kecamatan. Cabup Sambari pun akhirnya menang.
Baca Juga: DCKPKP Gresik Rampungkan Sejumlah Program Nawa Karsa Tahun 2024
Tentu pertimbangan politik tersebut tak akan dicampakkan oleh Bupati Gus Yani dalam menentukan jabatan sekda. Masa depannya di periode kedua jelas salah satunya akan jadi pertimbangan.
Tapi kembali lagi. Penentuan jabatan sekda hak prerogatif bupati. Siapa pun dari tiga calon kuat Sekda Gresik, yakni Abu Hasan, Achmad Washil, dan Budi Rahardjo yang akhirnya dipilih, maka sehari, seminggu, sebulan, riak-riak, bahkan ketidakpuasan akan bermunculan.
Namun semua kuncinya berada di tangan bupati. Yang harus mengondisikan hal tersebut. Saya kira semua butuh waktu.
Lantas siapa calan Sekda Gresik yang akan dipilih Bupati Gus Yani? Wallahu a'lamu bisshawab!
Penulis adalah Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG), yang juga Wartawan BANGSAONLINE.com dan HARIAN BANGSA yang bertugas di Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News