Tafsir Al-Kahfi 71-73: Khidir dan Kiai Idris Kamali, Kiai yang Memberkahi Sekaligus Mengkualati

Tafsir Al-Kahfi 71-73: Khidir dan Kiai Idris Kamali, Kiai yang Memberkahi Sekaligus Mengkualati KH. Idris Kamali.

Khidir diyakini sebagai orang super shalih yang sangat memberi berkah, sehingga setiap orang ingin memberi, ingin dekat dengannya, rela menyerahkan apa yang dia minta. Mereka yakin dengan berderma kepada Khidir pasti akan mendapat imbalan berlimpah dan langsung terbukti, bertambah rezeki, bertambah berkah. Bahkan, rumput kering seketika berubah menjadi hijau bila terinjak kaki Khidir. Luar biasa.

Kisah nyata orang shalih yang memberkahi sekaligus mengkualati sering kita dengar. Salah satunya, KH. Idris Kamali, menantu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Tebuireng. Beliau punya domba banyak sekali, diumbar dan mencari makan seketemunya, termasuk di pasar dan di rumah penduduk.

Malahan, kambing itu mengerti jadwal kedatangan kereta api pagi hari yang datang dari arah Jombang menuju Pare dan berhenti di Stasiun Cukir, dekat pasar. Cukir adalah desa dan Tebuireng dusunnya.

Begitu kereta api berhenti, domba-domba itu langsung menaiki gerbong layaknya penumpang biasa. Kondektur sudah mengerti dan diam saja. Sampai di stasiun Pare, domba-domba itu turun dan mencari makan sedapat-dapatnya. Sore hari, mereka sudah ngumpul kembali di stasiun dan ikut kereta balik ke Cukir.

Ada seorang ibu selalu menyediakan makanan apa saja untuk kambing-kambing Kiai Idris. Pengakuannya, al-hamdu lillah, hidup berkejembaran dan ada saja rezeki dari Tuhan yang tak disangka-sangka dan itu sering terjadi.

Seorang petani menuntut ganti rugi kepada Kiai Idris, karena tanaman kacangnya habis dimakan kambing-kambing beliau. Dikalkulasi semua dan oleh kiai dibayar lunas. Batin petani, sangat untung, di samping kacang terjual cash, masih banyak tanaman yang tersisa sisa di sawah dan bisa dipanen nanti. Benar, musim panen tiba dan petani itu memanen. Subhanallah, kosong, tidak ada biji kacangnya sama sekali.

Seorang tukang sate mengambil satu ekor kambing beliau yang masih muda. Tentu tidak ketahuan, karena banyak dan liar. Itungannya, bakal dapat uang banyak karena daging kambing muda, gemuk, dan sehat. Pembeli datang dan dilayani. Subhanallah, daging itu tidak bisa matang walau lama dibakar. Tukang sate sowan dan minta maaf.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO