KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ada yang istimewa saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Kamis (28/10).
Yakni, pelepasan burung merpati secara simbolis, di mana salah satu burung merpati tersebut membawa surat untuk Presiden Jokowi di Jakarta.
Baca Juga: IIS SMP Progresif Bumi Shalawat Gelar 2 Kegiatan saat Peringati Hari Sumpah Pemuda 2024
Surat yang dibawa burung merpati tersebut berisi permohonan kepada Presiden Jokowi agar membuat semacam tim untuk mengkaji penetapan tanggal 30 September sebagai Hari Pancasila di Dunia.
Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, mengatakan bahwa pihaknya telah mengkaji soal penetapan tanggal 30 September sebagai Hari Pancasila di dunia sejak 1 tahun yang lalu.
Bahkan, pihaknya mengaku sudah mengirim surat kepada Sekjen PBB untuk penetapan tanggal 30 September sebagai hari perdamaian dunia.
Baca Juga: Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-96, Kepala Pengamanan Lapas Pasuruan Pimpin Upacara
"Tahun ini kita meminta kepada Pemerintah Indonesia, agar menetapkan tanggal 30 September 1960 sebagai Hari Perdamaian Dunia atau Hari Pancasila di dunia," kata Kushartono, usai menjadi Inspektur Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-93 di Situs Ndalem Pojok.
"Ini penting, supaya bisa selalu diingat dan supaya kita bangga menjadi Bangsa Indonesia, bahwa jiwa Bangsa Indonesia itu telah ditawarkan menjadi jiwanya perdamaian dunia. Untuk itu, simbolisnya tadi kita melakukan pelepasan burung merpati untuk pengiriman surat kepada Bapak Presiden Jokowi," terangnya.
Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-93 di Situs Ndalem Pojok sendiri hanya diikuti oleh puluhan perwakilan komunitas pecinta sejarah dan budaya di Kediri, mengingat situasi masih dalam masa pandemi.
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Gelar Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-96
Sebelum upacara, panitia mewajibkan setiap peserta mengucap kata-kata motivasi diri saat berada di depan gerbang masuk lokasi upacara. Kata-kata yang diucapkan adalah, "Saya bangga menjadi Bangsa Indonesia”.
Bukan itu saja, panitia juga mengharuskan peserta untuk menuliskan kata-kata yang telah diucapkan tersebut dalam sebuah kertas kecil yang telah disiapkan panitia, untuk kemudian ditempelkan di dada. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News