SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tokoh nasional, Rizal Ramli, mengaku optimis bahwa gerakan mahasiswa sekarang ini masih menjadi salah satu sokoguru perubahan bangsa.
Ia lalu mengurai perjuangannya bersama kawan-kawan saat menjadi aktivis mahasiswa di masa pemerintahan Orde Baru.
Baca Juga: Aktivis Kesetaraan Gender Kupas Optimalisasi Peran Generasi Milenial di Era 4.0
"Saya dan teman-teman mengawali gerakan anti kebodohan supaya ada wajib belajar, melawan pemerintah otoriter. Kita dipenjara, ratusan kawan gak bisa jadi pegawai negeri, tapi semangat merubah Indonesia dari otoriter ke demokrasi tetap menjiwai," ungkap Rizal Ramli dalam Kanal YouTube Fadli Zon Official, Jumat (29/10/2021).
Kemudian, Rizal Ramli menyampaikan pandangannya perihal mahasiswa zaman sekarang yang sempat membuat dia pesimis, meski kini hal itu telah terbantahkan.
Ekonom senior ini mengatakan, meskipun tampilan mahasiswa saat ini terlihat seperti anak mami, tetapi ternyata mereka sangat konsen dengan permasalahan negara.
Baca Juga: Peningkatan Risiko Kanker Bagi Generasi Milenial dan X
Hanya saja, menurut ia, hal yang membedakan antara mahasiswa dahulu dan sekarang adalah ketidakmauan mahasiswa saat ini tergabung dalam kelompok partisan.
"Hari ini mahasiswa kalau kita lihat penampilan luar keliatan kayak anak mami, seolah gak peduli dengan bangsa. Tapi kalau kenal lebih baik, ternyata sangat konsen dengan masalah nasional, tapi tidak mau partisan," ujar sahabat dekat Gus Dur ini.
Rizal Ramli juga mengaku pernah dibuat takjub oleh mahasiswa yang mengklaim dirinya tahu isi UU KPK maupun UU Omnibus Law Cipta Kerja saat mereka ramai memprotes kedua UU kontroversial itu.
Baca Juga: Bidik Generasi Z dan Milenial, Wakil Ketua Golkar Jatim Targetkan 20 Kursi
"Kedua, saya pernah tanya kalian ngomongin UU KPK emang ngerti? Dia bilang 'Abang kuno, begitu tertarik kita Google 24 jam'. Begitu pula Omnibus Law. Mereka organisatoris yang hebat karena main games. Makanya Oktober hampir 50 kota mahasiswa bergerak. Ada harapan lagi, tidak selembek yang saya bayangkan," tukas Rizal Ramli.
Rizal Ramli pun menyoroti arti milenial yang belakangan juga banyak digaungkan. Sama halnya dengan Presiden Jokowi yang memilih sejumlah kalangan milenial untuk menjadi staf khususnya saat ini.
Rizal Ramli mengatakan, banyak dari mahasiswa yang enggan dipanggil milenial karena ada satu dua alasan.
Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Putusan MK Buka Peluang untuk Gibran
"'Jangan sebut kita milenial, karena milenial itu anak orang kaya, sekolah bagus, ngerti IT, tapi begitu diberi kekuasaan mereka merampok lebih. Kita generazi Z, lahir setelah 1995, mau HP harus kerja, mau beli pulsa mesti kerja, kita lebih ulet dari millenial anak manja, kita ikut perjuangan. Milenial mana ada memperkaya diri sendiri," kata Rizal Ramli menirukan pernyataan mahasiswa yang dijumpainya.
Rizal mengungkapkan dirinya sempat kagum dengan milenial. Bahkan Jokowi lebih kagum lagi sama generasi milenial, sampai dijadikan stafsus. Tapi belakangan banyak menimbulkan masalah. Karena itu ia lebih bangga generasi Z. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News