Banjir Bandang Batu-Malang Berdampak Psikologi Kaum Perempuan

Banjir Bandang Batu-Malang Berdampak Psikologi Kaum Perempuan Hidayatus Sholihah.

Hal ini kemudian memengaruhi perbedaan dalam mendapatkan akses terhadap sumber daya, kemampuan bertahan hidup, dan kemampuan memulihkan kehidupan. Terlebih, pada perempuan sebagai kepala keluarga, perempuan miskin, ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia (lansia). Apalagi saat ini masyarakat dihadapkan pada kondisi sulit pandemi Covid-19.

Dalam proses evakuasi warga yang terdampak banjir bandang, ada yang kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan parah, bahkan ada yang kehilangan anggota keluarga. Mereka ditempatkan di lokasi pengungsia sementara sambil menunggu proses evakuasi selesai.

Padahal, bisa saja di lokasi bencana kerap muncul kekerasan berbasis gender dalam bentuk pelecehan dan kekerasan seksual karena beberapa faktor.

Di antaranya, sarana dan prasarana yang tidak responsif gender, misalnya MCK (mandi, cuci, kakus) yang belum terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Lokasi yang terlalu jauh, minim penerangan, tenda pengungsian yang belum dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, dan penyatuan beberapa keluarga dalam satu tenda.

Kondisi ini juga akan berdampak dan memparah kondisi psikologis para korban terdampak, khususnya kelompok rentan di antaranya perempuan, orang tua, dan anak-anak

Untuk itu, perlunya peran dan perhatian Pemerintah secara cepat dalam melakukan sinergi lintas pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan perlindungan bagi perempuan dan anak dalam situasi bencana.

Langkah ini sebagai langkah konkret menyikapi terjadinya bencana, di mana perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terdampak dalam peristiwa bencana tersebut. (*)

*Penulis adalah Mahasiswa S2 Program Magister Kajian Wanita Universitas Brawijaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Video Detik-Detik Banjir Bandang di Wonosoco Kudus':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO