SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menandatangani Komitmen Bersama Percepatan Pemulihan Ekonomi Jatim dengan Bank Indonesia (BI) di Gedung Negara Grahadi. Komitmen bersama itu mencakup tiga tujuan utama yaitu memperkuat Ekosistem UMKM untuk Ekonomi Jawa Timur yang Inklusif, penguatan Pusat Industri Halal Terdepan, dan peran Jatim sebagai Lumbung Pangan Nusantara.
“Komitmen ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyegerakan Jatim keluar dari situasi pandemi Covid-19. Untuk menjalankan komitmen percepatan pemulihan tersebut diperlukan perluasan sinergi dari berbagai pihak,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (24/11).
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Ia menjelaskan bahwa berbagai program bakal dilaksanakan untuk mendukung ketiga komitmen bersama, yakni Perluasan Rumah Kurasi untuk Mendukung 1000 Produk UMKM dan Perluasan Pasar Rakyat Jatim Siap Digital. Sedangkan untuk Industri Halal, dilakukan Kick Off Ikrar Halal Produk UMKM & OPOP dan Perluasan Program Desa Wisata Halal.
Lalu, lanjut Khofifah, dilakukan juga pencanangan Pilot to End Kandang Komunal untuk peningkatan produksi sapi potong di Jawa Timur. Ia mengaku optimistis, Jatim dapat menjadi lumbung pangan Nusantara dengan sejumlah strategi yang telah dipaparkan.
Menurut dia, digitalisasi sistem perbelanjaan untuk industri lokal juga patut digencarkan, terutama melalui perluasan Pasar Rakyat Jatim Siap Digital. Dengan penguatan ekosistem UMKM ini, Jatim akan menjadi Pusat Industri Halal Terdepan.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
"Dengan terus meningkatnya peran ekonomi syariah di Jawa Timur, industri halal baik di Nasional maupun Global, sungguh sangat tepat apabila pada tahun 2022 Jawa Timur didorong menjadi Pusat Industri Halal Terdepan, melalui Kick Off Ikrar Halal Produk UMKM & OPOP serta Kick Off Perluasan Program Desa Wisata Halal," tuturnya.
Pulihnya perekonomian Jatim dapat terlihat dari kinerja ekspor yang terus menunujukkan peningkatan pesat, di mana Jatim mengalami peningkatan pada bulan Oktober 2021 sebanyak 18,46 persen (yoy) dan impor sebanyak 74.51 persen (yoy). Diperkirakan, perekonomian Jatim akan terakselerasi hingga mencapai rentang 5-5,8 persen pada tahun depan.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Situasi ini, kata Khofifah, juga didorong dengan terus membaiknya konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri dan investasi. Dari sisi sektoral, peningkatan terbesar bersumber dari sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan seiring dengan meningkatnya permintaan domestik dan global yang lebih tinggi dari perkiraan semula.
Ia menyebutkan, terus membaiknya situasi Jatim adalah berkat kerja keras semua pihak dalam upaya mempercepat vaksinasi dan menerapkan PPKM, dan ini menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi di tahun 2021.
"Tentu pencapaian ini harus terus didorong untuk dapat menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi lead export manufaktur," ujarnya.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
Namun, Khofifah mengatakan jika perjalanan Jatim menuju pemulihan ekonomi masih panjang. Maka dari itu, ia mengajak agar semua pihak yang terlibat dalam restorasi ekonomi makin memperkuat persatuan dan menjaga keoptimisan mereka.
"Ke depan, kita akan menghadapi tantangan yang masih berat. Kita harus terus bergerak maju dan meningkatkan sinergi antar seluruh institusi dengan semangat bersama dan optimisme untuk mewujudkan Indonesia dan Jawa Timur yang semakin makmur, inklusif, sejahtera, dan berkeadilan," kata Khofifah.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Budi Hanoto, optimis pertumbuhan ekonomi di Jawa TImur naik pada tahun depan. Menurut dia, optimisme akan kebangkitan ekonomi Jatim didukung oleh kondisi fundamental yang utamanya ditopang oleh sektor pertanian, serta kuatnya sektor industri yang menjadikan Jatim sebagai lead export manufaktur.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
"Kami memperkirakan arah perekonomian Jawa Timur, untuk 2021 itu sekitar 3,2 persen sampai 4 persen. Namun di 2022, akan terus terakselerasi levelnya 5,0 sampai 5,8 persen, tapi arahnya 2022 akan naik," ucap Budi.
"Sumber driven (pendorong) dari ekonomi itu sendiri macem macem, dari sektoralnya ada tumbuhnya industri pengolahan atau manufaktur. Dimana Jawa Timur leading dari segi ekspor," kata Budi menambahkan.
Ia menuturkan, kondisi ini diperkuat dengan inovasi dan sinergi berbagai pihak dalam menggali potensi yang ada, seperti penguatan kerjasama perdagangan antar daerah, digitalisasi perekonomian, peningkatan inklusivitas UMKM, serta pengembangan ekonomi syariah.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Inovasi dan sinergi kebijakan tersebut telah mampu menjaga momentum kebangkitan ekonomi Jawa Timur di tahun 2021. Di tengah kebijakan pembatasan wilayah, pada triwulan III 2021, ekonomi Jawa Timur tetap mampu tumbuh positif sebesar 3,23 persen (yoy), lebih tinggi dari Jawa (3,03 persen, yoy). Sementara pada triwulan IV 2021 pemulihan ekonomi Jatim diperkirakan terus berlanjut sejalan dengan penurunan kasus Covid-19.
Ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan peningkatan di sektor digitalisasi UMKM. Hal ini disebutkan sebagai pendorong bagi laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Kemudian digitalisasi juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diseluruh aspek, sektor ekonomi UMKM. Dan terakhir adalah bagaimana menginklusifkan ekonomi Jatim dengan mengembangkan ekonomi kreatif, UMKM, ekonomi syariah dan juga dunia pariwisata," urai Budi. (*)
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News