KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan pengusaha UMKM di eks-Karesidenan Kediri dan Madiun mengikuti Workshop Digitalisasi UMKM yang berlangsung di Atrium Kediri Town Square (Ketos) Kota Kediri, Jumat (26/11).
Workshop tersebut diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kediri bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kediri. Workshop ini merupakan rangkaian pameran Harmoni Fair yang diikuti pengusaha UMKM dari Kota Kediri dan luar daerah.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Wihujeng Ayu Rengganis, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri, mengatakan bahwa Workshop Digitalisasi UMKM diisi dengan materi mengenai Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dan Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (Si APIK).
Menurutnya, pelaku UMKM merupakan salah satu pilar penyokong pemulihan ekonomi nasional.
"Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi dan mengakomodasi efisiensi pada transaksi pembayaran, maka Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mengimplementasikan inovasi QRIS sejak tahun 2019 untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi secara non tunai," katanya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
Ia mengatakan, QRIS bukanlah aplikasi baru, tapi merupakan standarisasi kode QR pembayaran agar dapat digunakan oleh berbagai aplikasi. Pembayaran menggunakan QRIS dilakukan melalui aplikasi dompet digital dan mobile banking di handphone masing-masing dengan memindai (scan) kode QR pembayaran berlogo QRIS. Keunggulan QRIS bagi UMKM antara lain setiap transaksi otomatis dananya akan masuk ke akun rekening saat mendaftar di awal, dan tercatat.
"Sehingga transaksi menjadi lebih cepat, mudah, murah, aman, dan handal. Histori transaksinya bisa dimanfaatkan oleh UMKM untuk mengajukan pinjaman kepada bank. Untuk mendaftar sebagai merchant QRIS, pelaku UMKM dapat mengirimkan fotokopi KTP, alamat usaha, identitas pribadi, serta foto tempat usaha kepada Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) perbankan maupun non-bank," tambah Wihujeng.
Sementara Si APIK adalah sebuah sistem aplikasi yang berguna mencatat transaksi keuangan dan laporan keuangan pelaku UMKM. Dengan menggunakan aplikasi Si APIK, pelaku UMKM tidak perlu repot membuka buku dan menghitung transaksi, sehingga lebih mudah menyusun laporan keuangan, serta menyediakan referensi bagi bank dalam menganalisis kelayakan pembiayaan UMKM. Aplikasi Si APIK juga gratis.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pentingnya Menjaga Lingkungan Sejak Dini saat World Clean Up Day 2024
Harmoni Fair hari ketiga ini juga diisi dengan kegiatan Workshop Barista Coffee dan Barista Competition. Berkembang pesatnya bisnis perkopian di Kota Kediri dan area Lingkar Wilis secara umum menjadikan potensi olahan biji kopi cukup menjanjikan, serta dapat menarik wisatawan.
"Sebanyak 30 barista dari area Kota Kediri dan sekitarnya unjuk kebolehan dalam membuat sajian kopi dengan metode manual brewing V60 menggunakan kopi jenis Java Robusta," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menilai potensi Kota Kediri untuk menarik wisatawan datang, salah satunya dari berkembangnya bisnis kedai kopi.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Layanan Informasi Publik, Pemkot Kediri Belajar ke Diskominfo Surabaya
"Lokasi Kota Kediri sebagai kota penghubung menjadikan banyak wisatawan sekitar datang dan singgah. Seperti ke beberapa pusat perbelanjaan, rumah makan, dan kini banyak kedai kopi yang menyajikan berbagai konsep. Saya melihat ini menjadi potensi baru di Kota Kediri untuk terus menggenjot perekonomian dan pariwisata," ujarnya.
Ia pun berharap akan semakin banyak pemuda Kota Kediri yang dapat menemukan peluang dan mengembangkan usaha di Kota Kediri. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News