Marak Serangan Siber, ITS Nabu Beri Pelatihan Keamanan Siber untuk Pusdatin Kemensos | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Marak Serangan Siber, ITS Nabu Beri Pelatihan Keamanan Siber untuk Pusdatin Kemensos

Editor: MMA
Wartawan: M. Sulthon Neagara
Kamis, 09 Mei 2024 09:00 WIB

Peserta acara Cyber Security Training, untuk Tim Pusdatin Kementerian Sosial RI di Laboratorium Networking Technologies and Intelligent Cyber Security (NETICS), Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Rabu (08/05/2024). Foto: MSN/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Nabu, yang merupakan platform gagasan dari Laboratorium Networking Technologies and Intelligent Cyber Security (NETICS), Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (), menggelar acara Cyber Security Training, untuk Tim Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Sosial RI, Rabu (08/05/2024).

Acara itu berupa pelatihan terkait keamanan sistem dan informasi (dunia maya) agar lebih siap dalam menghadapi serangan siber.

Dalam acara yang dilaksanakan di Surabaya tersebut, Dr. Baskoro Adi Pratomo, Kepala , menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan usaha lanjutan dalam pengembangan platform Nabu.

“Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai cara menghadapi keamanan siber dalam lingkup kementerian,” ungkap Baskoro.

Dosen Departemen Teknik Informatika itu menilai bahwa pelatihan keamanan siber sangat diperlukan, mengingat serangan siber masih sering terjadi, khususnya di lingkup kementerian yang membuat objek vital pemerintah menjadi rentan.

“Banyak serangan yang menarget institusi akademik dan kementerian. Kita ingin praktisi bisa lebih aware dan siap (menghadapinya),” kata Baskoro.

Dalam pelatihan tersebut, terdapat empat tes yang diujikan, di antaranya digital forensik test, incident handling test, penetration testing, dan malware analysis test.

Menurut Basroko, tujuan digital forensik test untuk menguji pemahaman partisipan terhadap cara menganalisis tipe file. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi magic value yang ada dalam format file tersebut.

“Tes ini diberikan mengingat maraknya penggunaan malware yang berkedok file penting untuk membobol keamanan siber,” terang Baskoro.

Tes kedua yaitu incident handling test. Menurut dia, pada tes ini, seluruh partisipan diminta untuk mengidentifikasi sebuah website yang telah disusupi serangan. Fokus utama identifikasi ini adalah mengetahui sisi lemah website dan informasi mengenai initial attack.

“Dari identifikasi tersebut, partisipan dapat mengetahui evaluasi dari website yang mereka pertanggung jawabkan,” tutur Baskoro.

Tes ketiga adalah penetration testing. Yaitu tes yang ditujukan agar partisipan mengetahui alur kerja serangan dari sudut pandang penyerang. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menyerang komputer server yang sudah ditarget menggunakan tools penyerangan yang telah disediakan.

“Memahami sudut pandang penyerang sangat penting guna mencegah serangan,” Baskoro menambahkan.

Yang terakhir adalah malware analysis test. Ini merupakan tes yang melibatkan malware asli yang akan di-inject kepada komputer partisipan. Partisipan diminta untuk menganalisis informasi-informasi penting mengenai malware tersebut. Hal ini bertujuan agar partisipan memahami informasi dan karakteristik dari malware yang dapat merugikan.

Baskoro berharap Nabu bisa menjadi salah satu pelopor dalam pelatihan keamanan siber di Indonesia, bahkan di Asia Pasifik. Nabu akan terus berkembang guna mengatasi permasalahan kemanan siber yang tengah menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Rencananya, Nabu akan diluncurkan secara resmi pada Juni mendatang. (msn)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video