Atlet Gantole dari Banyuwangi Kritis Usai Tabrak Tiang Listrik saat Latihan, Dirawat di RSD Soebandi

Atlet Gantole dari Banyuwangi Kritis Usai Tabrak Tiang Listrik saat Latihan, Dirawat di RSD Soebandi Tiang yang ditabrak Resa saat latihan di Bandara Notohadinegoro.

JEMBER, BANGSAONLINE.com, asal Banyuwangi, harus dilarikan ke RSD dr. Soebandi Jember usai mengalami kecelakaan saat latihan di , Minggu (16/10/2022) lalu. Resa, atlet 21 tahun tersebut, mengalami kritis akibat terjatuh usai menabrak tiang listrik. 

Akibatnya, atlet yang sempat tampil dalam Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) VII Jatim 2022 itu tak sadarkan diri dan kini tengah mendapatkan perawatan intensif di RSD dr. Soebandi.

dr. Andre, dokter spesialis bedah syaraf RSD dr. Soebandi, yang pada saat ini menangani Resa, menerangkan bahwa yang bersangkutan dalam kondisi tidak sadar dan mengalami luka terbuka di kepala.

"Pasien tersebut datang (16/10) dengan tidak sadar, jatuh (dari gantole) dengan kondisi kepala dengan luka terbuka di bagian kanan. Kondisi tidak sadar dengan luka terbuka di tempurungnya, didapatkan dengan patahan tulangnya masuk ke jaringan otak. Sehingga kalo bahasa kedokterannya terjadi open fraktur impresi (tengkorak remuk). Jadi harus segera ditangani," ungkapnya.

Untuk tindak lanjut, pihaknya melakukan tindakan operasi yang telah dilakukan Senin (17/10) kemarin. Kini, Resa masih dirawat di ruang insentive care unit (ICU).

"Mulai awal datang kita stabilisasikan, kita kasih oksigen, beri cairan infus, kita beri antibiotik, kita beri obat nyeri, juga vitamin untuk otaknya. Kita persiapkan operasi setelah mengetahui hasil CT scan, terus kita operasi, kita bersihkan, ambil tulangnya, dan kita tutup lukanya. Terus sekarang kita tidurkan dengan bantuan mesin di ruang ICU," terangnya.

Hingga kini, dr. Andre menyatakan bahwa Resa masih ditidurkan untuk proses recovery, kurang lebih 2 hingga 3 hari ke depan.

"Evaluasinya bukan kesadarannya, tapi reflek tubuhnya. Dua sampai tiga hari baru kita cek kesadarannya setelah kita hentikan obat penenangnya. Karena melihat kondisi kepalanya terbentur hebat. Ini cedera berat, jadi masih harus ditidurkan selama kira-kira 3 sampai 4 hari pasca operasi," imbuhnya.

dr. Andre optimis nyawa Resa masih bisa terselamatkan dengan berbagai macam faktor. Salah satunya, karena usianya yang muda. Selain itu, Resa merupakan olahragawan atau atlet yang notabene memiliki ketahanan tubuh lebih kuat.

Kendati demikian, ia tidak berani membuat prediksi atau diagnosis. Sebab, masih harus dilakukan observasi selama beberapa hari ke depan.

"InsyaAllah kondisinya bisa berangsur-angsur membaik perlahan-lahan. Harapannya, minimal nyawanya terselamatkan lah. Kita tunggu maksimal 3 sampai 4 hari, baru kita bisa prediksi," jelasnya.

Terkait biaya pengobatan, Humas RSD dr. Soebandi, dr. Septyono mengatakan sudah klir. Beberapa pihak banyak yang membantu biaya pengobatan atlet asal Banyuwangi ini.

"Kemarin yang mengaku dari Pemda (Pemerintah Daerah) Banyuwangi sudah jelas, tadi datang dengan memakai seragam dinas, yang memegang telaah pengobatannya. Terus juga dari pihak disnaker (dinas tenaga kerja) juga menelepon, menanyakan tentang pembiayaan Resa. Juga dari teman-temannya, yang mungkin itu dari sesama komunitasnya atau asosiasinya, berkata juga akan membantu biaya pengobatan Resa," tuturnya. (yud/bil/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO