Napak Tilas NU di Tebuireng, Diputar Video Kekerasan pada Kiai dalam Muktamar NU

Napak Tilas NU di Tebuireng, Diputar Video Kekerasan pada Kiai dalam Muktamar NU Para kiai dalam acara napak tilas pendirian NU di gedung KHM Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Foto: detik.com

Napak tilas pendirian NU ini digelar sebagai ungkapan keprihatinan terhadap pelaksanaan Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang yang dianggap penuh pelanggaran dan menyimpang dari ajaran NU yang telah digariskan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Para kiai itu berusaha untuk melakukan refleksi terhadap sejarah berdirinya NU.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, dalam sejarah pendirian NU Kiai Kholil Bangkalan mengutus santrinya, Kiai As’ad Syamsul Arifin untuk menemui Kiai Hasyim Asy’ari di Tebuireng Jombang. Lewat Kiai As’ad, Kiai Kholil memberikan tasbih dan tongkat kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Kiai Kholil juga memberi ijazah agar Kiai Hasyim selalu membaca asmaul husna, yaitu Ya Jabbar dan Ya Qohhar.

Tasbih dan tongkat itu simbol restu bahwa Kiai Hasyim Asy’ari sudah waktunya untuk mendirikan NU. Karena itu Kiai Hasyim Asy’ari bersama para kiai lain, seperti KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri dan para kiai lain kemudian mendirikan NU. Jadi pendirian NU itu meliputi tiga poros, yaitu Bangkalan, Situbondo dan Jombang. ”Ada sekitar 40 kiai saat itu. Dari Bangkalan diantaranya Syaikhona Kholil dan menantunya, Kiai Muntaha,” kata Kiai Azaim Ibrahimy ketika memberi pemaparan di depan para kiai.

Karena itu Kiai Azaim lalu terilhami untuk melakukan napak tilas pendirian NU untuk memurnikan lagi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang kini dinilai sudah terkotori oleh paham-paham lain.

Kiai Azaim menceritakan peristiwa penting terkait Muktamar NU di alun-alun Jombang pada 1 Agusutus 2015 lalu. ”Setelah pembukaan Muktamar NU saya pulang. Sehari setelah pembukaan Muktamar itu saya ditemui ba’dlusshalihin (bagian dari orang saleh),” cerita Kiai Azaim yang membuat para kiai yang hadir bergidik.

Menurut Kiai Azaim, orang saleh itu ziarah ke makam Kiai As’ad Syamsul Arifin. Tapi ternyata Kiai As’ad tidak ada. ”Menurut ba’dlussalihin itu Kiai As’ad ada di Makkah bersama para muassis NU yang lain. Di Makkah itu tampak Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri. Semua pendiri NU itu berada di Makkah,” katanya yang makin membuat para kiai yang hadir haru dan terkesima.

Artinya, saat Muktamar NU berlangsung di alun-alun Jombang, arwah para pendiri NU justru meninggalkan Indonesia dan berkumpul di Makkah. Itu artinya, para muassis NU prihatin dan tidak hadir ke arena Muktamar seperti pada Muktamar-Muktamar NU sebelumnya.

Kiai Azaim menyadari bahwa isyarat-isyarat yang ia terima itu tak bisa dibaca lewat logika. ”Saya memang tak bicara logika,” katanya. Tapi fakta sejarah menunjukkan bahwa NU banyak diwarnai oleh simbol-simbol dan isyarat-isyarat langit yang bagi orang NU bagian dari khasanah NU. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO