Dinkes Surabaya Sidak Jajanan Sekolah

Dinkes Surabaya Sidak Jajanan Sekolah TAK LUPUT: Penjual jamu tradisional di daerah pagesangan juga diambil sampelnya. foto: yuli iksanti/BANGSAONLINE

Selain menghimpun sampel produk, tim sidak juga memberikan edukasi kepada para pedagang. Misalnya Sutarni. Pedagang jamu ini mendapat himbauan dari Dinkes terkait penggunaan botol air mineral sebagai wadah jamu. Sutarni diminta mengganti botol dengan sarana yang lebih layak. Sebab, botol yang digunakan Sutarni tidak didesain untuk digunakan berulang-ulang.

Dijelaskan Umul, para pedagang yang jualan-nya lolos uji akan diberi stiker berwarna hijau dari Dinkes. Sedangkan yang kedapatan mengandung zat berbahaya akan ditandai dengan stiker kuning. Data pedagang lantas diserahkan kepada pihak kelurahan guna mendapat pembinaan lebih lanjut.

“Dalam pemberian sanksi kami lebih mengedepankan prinsip pembinaan. Jika terbukti tidak ada pembenahan maka pedagang bisa dijatuhi hukuman lebih berat. Sebab, kami sudah mengantongi data pedagang yang tidak lolos uji,” terang pejabat berjilbab ini.

Penilaian kualitas pedagang tidak hanya dilihat dari zat-zat yang terkandung dalam makanan/minuman yang diperjualbelikan. Dinkes juga memantau persyaratan penunjang lainnya meliputi kebersihan pakaian, gerobak serta kesehatan pedagang.

Langkah sidak jajanan sekolah mendapat apresiasi positif dari wali murid. Menurut Partinah yang anaknya bersekolah di SDN Pagesangan, kegiatan sidak dapat membantu tugas wali murid dan guru dalam mengawasi apa yang dikonsumsi para siswa.

Selama ini, Partinah mengaku khawatir jika anaknya jajan di luar sekolah. Oleh karenanya, dia mengakali dengan membawakan bekal dari rumah. Terlepas dari itu, Partinah mendukung aturan larangan jajan di luar sekolah. “Anak saya memiliki riwayat gangguan pada amandelnya, Saya rasa orang tua harus ikut serta menciptakan jajanan yang bersih bagi anak sekolah,” imbuhnya. (yul/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO