BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Gara-gara ada laporan kehilangan uang, seluruh siswa kelas X di salah satu sekolah kejujuran pelayaran Banyuwangi diduga mendapat siksaan fisik dari para seniornya. Akibatnya, salah satu korban mengalami luka-luka dan trauma.
Hal tersebut diungkapkan TG (16), salah satu korban. Ia mengaku mendapat siksaan fisik bertubi-tubi oleh seniornya yang merupakan siswa kelas XII, pada hari Selasa (25/1) kemarin.
BACA JUGA:
- Positif Narkoba, Oknum Perwira di Banyuwangi Dinonaktifkan
- Awas! BMKG Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
- Pengacara Beberkan Alasan Para Pelaku Aniaya Santri Asal Banyuwangi di Kediri hingga Tewas
- Santri Asal Banyuwangi Ditemukan Tewas di Ponpes Kediri, Diduga Korban Penganiayaan
"Saat itu ada laporan yang kehilangan uang. Untuk mencari pelakunya, saya dan teman seangkatan dijemur dan disiksa agar ada yang mengaku," kata TG kepada wartawan, Kamis (27/1).
Siksaan tersebut menjadi-jadi ketika para siswa sekolah pelayaran tersebut tidak ada yang mengaku. Mereka dipaksa buka baju bertelanjang dada dan dijemur di tengah teriknya matahari sekira pukul 13.00 sampai 16.00 WIB. Bahkan, mereka dipukuli, ditendang, dan disabet dengan pipa paralon.
"Saat itu saya disuruh push up di tengah teriknya matahari di lapangan paving. Tangan saya sampai melepuh. Karena saya tidak kuat, saya ditendang. Bahkan, kami disuruh menutup mata dan tiba-tiba dipukul di bagian dada," ungkap TG sembari menunjukkan lukanya.
Akibat siksaan fisik yang diterimanya, TG kini takut untuk bersekolah. "Saya tidak nyaman untuk bersekolah. Saya takut disiksa lagi, karena dada saya masih sakit setelah dipukuli. Apalagi sudah diancam akan disiksa lebih berat jika tidak masuk sekolah," ujarnya.