SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Secara umum, wisata religi lebih banyak didominasi pada tempat peristirahatan terakhir tokoh-tokoh besar dalam sejarah.
Kali ini, BANGSAONLINE.com menulusuri dan mencoba napak tilas wisata religi dari sisi yang berbeda. Yakni, dengan mencoba menelisik peninggalan tempat ibadah tokoh-tokoh ulama maupun umara besar tempo dulu. Wisata masjid kuno, sebut saja begitu.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
Rupanya dalam penelusurannya, Sumenep memiliki banyak masjid bersejarah. Sayangnya, di samping belum dikupas lebih dalam, jejak-jejak masjid perlu mendapat perhatian serius sehingga generasi muda tahu dan paham tentang masjid dan perkembanganya dari masa ke masa.
Di kawasan kota saja ada dua masjid jami' dan Masjid Laju (lama), adalah merupakan masjid bersejarah yang tak asing di benak warga kota Sumenep, terlebih masjid jamik yang memang sudah kesohor ke luar daerah.
Selain kedua masjid itu, Sumenep memiliki daftar masjid kuno yang tak kalah nilai bersejarahnya. Laksana mata rantai, masjid-masjid itu memiliki kisah yang tak bisa dipisahkan.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Misalanya, sebut saja Masjid Madegan Batuampar, Masjid Sokambang Kebunagung, Masjid Barungbung, dan masjid-masjid lainnya yang ada di pinggiran Kota Sumenep .
Sebutan masjid memang populer, meski dalam faktanya, banyak yang di masa lampau lebih akrab dengan sebutan langgar.
Langgar-langgar yang selanjutnya bermetamorfosis menjadi masjid, yang menjadi pusat transfer ilmu. Menelurkan cikal bakal pesantren-pesantren jujukan para penimba ilmu.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
"Jejak kejayaan Islam di masa keraton, hampir secara utuh bisa disaksikan pada bangunan-bangunan bersejarah tersebut," jelas Jakfar Faruk Abdilah, Budayawan Sumenep kepada BANGSAONLINE.com Jumat (4/3/2022).
Sayangnya, menurut Faruk, belum ada ulasan khusus sebagai media informasi, yang mengangkat tema wisata masjid yang ada di Sumenep.
Karenanya, Faruk berharap, jejak-jejak itu diperjelas, sebagai penambah wawasan bagi para pecinta sejarah, dan pecinta wisata religi di Madura ujung timur ini.
Baca Juga: Bappeda Sumenep Hadirkan 2 Narasumber dalam Sosialisasi GDPK
“Yah, tentu jejak sejarah itu harus tetap dijaga dan dipelihara agar anak cucu kita tahu dan paham tentang sejarah bangsanya,” tandasnya.
Kepala Dinas Parawisata, Kebudayaan dan Olah Raga, Moh. Iksan mengungkapkan keinginannya bahwa untuk menghidupakan setiap simpul simpul wisata, baik itu wisata relegi ataupun wisata lainnya yang mendukung pada kesejahteran destinasi wisata yang ada di Sumenep.
“Insyaallah tekad dan keinginan saya akan terus memicu atau menggeliatkan parawisata di Sumenep agar Sumenep semakin menggeliat dalam sektor produk wisatanya,” katanya.
Baca Juga: Brida Sumenep Bersama LPPM Uniba Madura Lakukan Penelitian dan Pendataan Garis Kemiskinan
Pihaknya memohon dukungan dari semua elemen untuk memajukan industri wisatata di Sumenep. “Bismillah, dan mohon dukungannya,” pungkasnya. (aln/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News