KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menghadiri acara Haflah Ikhtitamiddurus dan Alfiyyah Ibn Malik di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (7/3/22) malam.
Saat memberi sambutan, Khofifah meminta para kiai pengelola pondok pesantren agar sebisa mungkin menghindari rentenir. Sebab, hal itu dapat menambah beban bagi ekonomi pondok pesantren.
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan
"Ini pekerjaan rumah kita semua, bagaimana tafaqquh fiddin (mempelajari ilmu agama) bisa diikuti yang dakwah bil lisan tetap jalan, dakwah bil maal dikuatkan, ini harus selaras," katanya.
Khofifah menyatakan, bahwa imbauan tersebut dapat ditindaklanjuti oleh para tokoh agama dengan menjalankan kegiatan dakwah ke tengah masyarakat, termasuk di lingkup ponpes sendiri.
"Saya hampir setiap hari keliling ke daerah-daerah di Jawa Timur, melakukan tasaruf zakat produktif untuk pelaku usaha ultra mikro. Saya pun tanya, apakah mereka sangat terdesak, apakah mereka kemudian pinjam ke rentenir, dan jawabannya ternyata ya, banyak, dan seterusnya," imbuh gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu.
Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024
Ke depan, Gubernur Jawa Timur berharap supaya para dai dan daiyah, para mubalig, menambah pemahaman kepada masyarakat agar mereka tidak terjerat rentenir. Mengingat, saat ini banyak sistem pinjaman daring yang mayoritas ilegal.
"Tak hanya itu, Pemprov Jatim bersinergi dengan Bank Jatim membuat inovasi dalam menekan gerak para rentenir. Kami percaya, dengan agenda dakwah yang kian masif di pesantren, maka masyarakat akan terhindar dari pihak rentenir," katanya.
Lebih lanjut, Khofifah juga mengatakan bahwa di pesantren diajarkan format dalam menghadapi era industri 4.0, yakni problem solving. Bahkan di pesantren para kiai dan santri bermunajat, istikharah, shalat tahajud dalam beragam hal, sehingga bukan hanya soal teknologi menghadapi era industri 4.0.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
"Kalau diurai betul ada transformasi digital, tapi kebutuhan tertinggi adalah problem solving. Maka hal itulah yang disiapkan oleh pondok pesantren," tutup Khofifah.
Sementara, Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso, KH. Nurul Huda Jazuli, mengatakan bahwa hidup matinya Ponpes Al Falah tergantung wali santri. "Ponpes itu milik bersama, tidak benar bila dikatakan pondok itu milik pribadi para pengasuh," kata Gus Da, sapaan akrabnya.
Diketahui, acara Haflah Ikhtitamiddurus dan Alfiyyah Ibn Malik di Pondok Pesantren Al Falah itu juga dihadiri Wakil Rais Syuriah PBNU KH Anwar Iskandar, Wakil Gubenur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen, dan tamu undangan lainnya. (uji/rev)
Baca Juga: Kunjungi TPQ Indar Parawansa Pasuruan, Khofifah Disambut Hangat oleh Santri dan Warga Sekitar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News