Ajudan Putin Kabur, Presiden Ukraina Bangga Tentaranya Bertahan Satu Bulan

Ajudan Putin Kabur, Presiden Ukraina Bangga Tentaranya Bertahan Satu Bulan Ajudan Putin, Anatoly Chubais (kanan) saat bersama Putin. Ia merupakan pejabat senior Kremlin pertama yang mengundurkan diri sejak Rusia menginvasi Ukraina. Foto: REUTERS/ Sindonews.com

MOSKOW, BANGSAONLINE.com – Ternyata di internal pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin Kremlin tak bulat menyerang Ukraina. Kini beredar infomasi bahwa keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina telah menyebabkan ajudan senior Kremlin mengundurkan diri. Pejabat bernama Aly Chubais itu tidak hanya mengundurkan diri, tapi juga kabur meninggalkan negara Rusia.

Pengunduran diri Aly Chubais itu menjadi pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin menyerang Ukraina sebulan lalu.

Dmitry Peskov, Juru bicara Kremlin, mengungkapkan bahwa Chubais telah mengundurkan diri terhitung mulai Rabu (23/3/2022). Pernyataan itu disampaikan kepada kepada kantor berita RIA Novosti.

Dmitry Peskov menyebut bahwa Chubais mengundurkan diri atas kemauannya sendiri. Chubais pernah menjabat kepala staf mantan Presiden Boris Yeltsin. Sumber Reuters menyebutkan bahwa ia meninggalkan jabatannya sebagai utusan khusus Putin untuk hubungan dengan organisasi internasional.

Reuters, mengutip sebuah sumber anonim, mengugkapkan bahwa Chubais mengundurkan diri karena konflik di Ukraina.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengaku bangga atas keberhasilan warga dan militer Ukraina yang bisa menahan serangan Rusia sebulan terakhir. Namun pada saat bersamaan, Zelenskiy juga meminta langkah serius dari NATO, Uni Eropa, dan G-7 setelah pertemuan puncak di Brussel.

Seperti diberitakan, Presiden Putin mengatakan bahwa perang di Ukraina adalah “operasi militer khusus”. Putin melakukan itu karena Urkraina memberi kesempatan kepada NATO untuk memperluas wilayah yang mengancam Rusia. Karena, kata Putin, Rusia perlu menghentikan apa yang disebutnya “genosida” terhadap orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina sejak pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.

Namun Ukraina dan negara-negara Barat menolak klaim genosida. Mereka percaya Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk menaklukkan tetangga yang disebut Putin sebagai "negara buatan". (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO