PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam acara panen perdana pisang cavendish di Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Rabu (30/3/2022).
Khofifah menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus menggeber perluasan akses ekspor pisang ke pasar global karena komoditas itu menjadi peluang bagi Indonesia di pangsa ekspor buah-buahan dunia. Provinsi yang ia pimpin menjadi daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia pada 2020 dengan total lebih dari 2,6 juta ton atau sebesar 32 persen dari produksi pisang nasional.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Jawa Timur terus berupaya meningkatkan produksi, baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun juga kualitas," ujarnya.
Selain itu, lanjut Khofifah, pihaknya turut mendorong pelaksanaan Program Pengembangan hortikultura berorientasi ekspor untuk mensubstitusi impor produk terkait dan meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.
"Data eksportasi komoditas pertanian di Jawa Timur selama 15 hari (16 - 30 Desember 2021), volume ekspor mencapai 142.275 ton dengan nilai 2,71 triliun antara lain terdiri atas nilai ekspor komoditas hortikultura Rp297 miliar atau 10,96 persen dari total ekspor," paparnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Kabupaten tertinggi produksi pisang di Jatim secara berurutan berada di Kabupaten Malang, Pasuruan, Lamongan, Banyuwangi, Lumajang, dan Ponorogo," tuturnya menambahkan.
Seiring dengan masifnya kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan petani, menjadi solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global.
Hal tersebut tentunya berdampak langsung pada kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur. Pada Desember 2021, NTP naik 1,33 persen dari 100,88 menjadi 102,22. Sub sektor yang mengalami kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Hortikultura sebesar 12,35 persen.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
"Diikuti sub sektor Peternakan sebesar 0,32 persen, subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,11 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,01 persen," kata Khofifah.
Di sisi lain, penanganan pascapanen dan pengolahan hasil tanaman hortikultura kini perlu ditekankan untuk mempertahankan mutu komoditas segar, mencegah kerusakan fisik maupun kimiawi. Juga memperpanjang daya simpan produk, dan utama menyiapkan hasil panen menjadi produk olahan yang siap dipasarkan dan dikonsumsi.
"Saya berharap melalui Pengembangan Pisang Cavendish di Ponorogo ini menjadi momentum Optimis Jawa Timur Bangkit guna Meningkatkan motivasi, inovasi serta kemandirian petani, maupun para pelaku agribisnis agar dapat lebih berdaya saing," pungkasnya.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Sementara itu, Wapres Ma'ruf menyebut sumber daya alam di Indonesia sangat melimpah salah satunya produksi pisang yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Pisang, memiliki cita rasa beragam dan bisa dikelola menjadi berbagai macam olahan makanan.
"Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan produksi baik dari kuantitas, kontinyuitas dan kualitas," kata Ma'ruf.
Menurut dia, produksi pisang meningkat dari tahun-tahun. Di tahun 2020 lebih 8 juta ton, sedangkan Volume ekspor mencapao 5.500 ton pada Mei 2021 dan menjadi yang terbesar kedua setelah buah manggis.
Baca Juga: Pembahasan Raperda APBD TA 2025 di DPRD Provinsi, Pj Gubernur Jatim: Siap Akselarsi Peningkatan PAD
"Saya menyambut baik inisiasi program ini. Semoga sebagai jembatan untuk ekspor pisang dan meningkatkan pendapatan petani pisang," ucapnya.
Dengan adanya produksi pisang cavendish, Ma'ruf yakin Kabupaten Ponorogo mempunyai komoditas unggulan dan nantinya mampu memberdayakan petani serta memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat di wilayahnya.
Ia juga mengarahkan agar lahan hortikultura ditingkatkan sehingga memberikan penghasilan dan kesejahteraan bagi petani. Wapres menilai keberhasilan program ini tidak lepas dari kerja sama dengan beberapa mitra petani. Menjadi mitra di sektor pertanian, kata Ma'ruf Amin, sangat penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mengerakkan pendapatan petani dan memperoleh kesejahteraan petani.
Baca Juga: Cerita di Balik Lahirnya Majadigi, Upaya Pemprov Jatim Tingkatkan Layanan Digital Tiada Henti
"Selain itu, membantu pembiayaan usaha pertanian, memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan akses pasar," tuturnya.
Selama proses produksi, panen hingga proses pemesanan pisang cavendish, petani didampingi mitra PT Great Giant Pineapple (GGP). Pola mitra tersebut, para petani menyiapkan lahan, sedangkan PT GGP menyediakan bibit dan panduan penanaman serta koordinator di lapangan agar produk yang dihasilkan petani berkualitas ekspor.
Setelah mengikuti serangkaian acara, wapres beserta Wury Ma'ruf Amin didampingi Mendes PDTT, Gubernur Khofifah, Sesmen Kemenko Bid Perekonomian, Bupati Ponorogo, Bupati Madiun, pengurus Baznas, jajaran Forkopimda Jatim, dan Government Corporate Affair, Direktur PT GGP menuju kebun pisang. Di sana, rombongan secara simbolis melakukan panen perdana pisang cavendish sekaligus menyapa petani pisang.
Baca Juga: Angka TPT Jatim 4 Tahun Terakhir Turun, Terendah Kedua di Pulau Jawa dan di Bawah Nasional
Pada acara tersebut turut dilakukan penyerahan bantuan oleh Ketua Baznas serta penyerahan secara simbolis Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT. BRI, PT Bank BNI, PT. Bank Mandiri dan PT. Bank Jatim. Dilanjutkan dengan penandatanganan MoU Antara Bumdes dengan PT Nadi. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News