Taman Baca Sumenep Belum Maksimal, Sering Tutup di Hari Libur

SUMENEP (BANGSAONLINE.com) - Pengelolaan taman baca (manca) di Kabupaten Sumenep belum maksimal. Pasalnya, koleksi buku yang disediakan oleh pemerintah sangat terbatas, sehingga tidak bisa memberikan sumber pengetahuan bagi masyarakat, utamanya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.

Tidak hanya itu, manca sering kali tutup saat waktu hari libur. Sehingga, pelajar yang akan mengunjungi manca merasa kecewa. Seperti halnya yang dialami oleh Farhatin, salah satu mahasiswa asal Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk. Dirinya mengaku kecewa saat mendatangi manca di Desa/Kecamatan Guluk-Guluk itu, Minggu (12/4).

Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati

Sebab, selain koleksi buku yang dinilai pas-pasan, pada hari libur manca tutup. ”Mestinya meskipun hari libur, manca tidak harus tutup. Karena pada hari libur dimungkinkan lebih banyak pengunjung dibandingkan hari-hari biasanya,” keluhnya, Senin (13/4).

Hal senada dikatakan Rofiki, salah satu tenaga pengajar asal Kecamatan Guluk-Guluk. Dirinya mengaku tidak bisa mengunjungi manca saat hari efektif. Sebab, dirinya harus disibukkan dengan tugasnya sebagai tenaga pendidik. ”Kalau hari aktif sekolah, kan saya harus fokus sama pelajaran. Jadi tidak mungkin mengunjungi manca,” terangnya.

Di Sumenep ada 5 taman baca yang mendapatkan anggaran lima puluh juta untuk pengadaan buku itu. Diantanya, Rumah baca di Kecamatan Kalianget, Rumah baca di Kecamatan Talango, Rumah baca di Kecamatan Dasuk, Rumah baca di Kecamatan Batang Batang dan Rumah baca di Kecamatan Guluk Guluk.

Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas

Katanya, keberadaan manca sangat dibutuhkan. Selain untuk mencari materi tambahan, juga sebagai ajang untuk memotivasi anak didiknya untuk selalu cinta pada buku.

”Seandainya manca itu ditopang fasilitas yang memadai sangat bagus. Tapi Karena pengelolaannya kurang maksimal, maka keberadaan manca masih belum bisa memberikan kontribusi banyak bagi warga,” ungkapnya.

Untuk itu, dia berharap, ke depan pengelolaan taman baca akan semakin optimal. Hal itu berguna untuk melayani warga yang memiliki kesibukan pada hari aktif.

Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon

Namun, Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dukumen (Perpusda) Sumenep, Agus D Putra menepis hal itu. Menurutnya, pengelolaan manca sudah dilakukan dengan sebaik mungkin. Termasuk pengaturan jam buka manca setiap hari.

”Untuk sementara koleksi buku di masing-masing manca sudah memadai. Namun, anggaranya masih dibawah 10 ribu eksemplar setiap tahunnya,” katanya. Saat ini jumlah koleksi buku di perpusda sekitar 43.637 eksemplar lebih dengan 17.00 judul.

Untuk perpustakaan keliling memiliki sekitar 10 ribu hingga 12 ribu judul. Untuk rumah baca jumlah koleksi bukunya mencapai 18.459 eksemplar lebih dengan 3.994 Judul. Untuk rumah baca disesuaikan dengan besar dan kecilnya rumah baca itu sendiri.

Baca Juga: Bappeda Sumenep Hadirkan 2 Narasumber dalam Sosialisasi GDPK

Sementara jumlah pengunjung setiap harinya saat ini masih sangat minim. Hal itu disebabkan rendanya minat baca masyarakat. ”Kami selalu memantau perkembangan di semua taman baca yang ada di Sumenep ini. Pantauan kami rata-rata pengunjung masih didominasi oleh pelajar,” tambahnya.

Sementara untuk jumlah pengunjung secara keseluruhan selama tiga tahun selalu meningkat setiap tahunnya, terbukti dari tahun 2011 jumlah pengunjung mencapi 7.852 orang, tahun 2012 sebanyak 11.869, pada tahun 2013 sebanyak 15.431 pengunjung, dan pada tahun 2014 lalu mencapai 18.384 orang.

Ditanya soal sosialisasi terhadap masyarakat, Agus mengatakan sosialisasi mengenai hal itu juga sudah dilakukan. Bebepa kali dirinya menggelar lomba minat membaca untuk siswa SD dan Pendidikan usian dini (SD).

Baca Juga: Brida Sumenep Bersama LPPM Uniba Madura Lakukan Penelitian dan Pendataan Garis Kemiskinan

”Ketika saya mengadakan lomba, peserta tidak hanya datang dari wilayah kota. Tapi, dari wilayah kecamatan juga banyak yang ikut berpartisispasi. Ini sebagai langkah kami untuk menciptakan minat baca, mulai dari usia dini,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO