Temu Usaha Peritel Koperasi Indonesia, Akrindo Perkuat Jaringan Bisnis Ritel Modern

MALANG (BANGSAONLINE.com) - Akrindo (Asosiasi Ritel Indonesia) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan mengundang pengurus DPP dan 10 DPW se-Indonesia. Acara tersebut dilaksanakan selama tiga hari, 15-17 April 2015. Rakornas Akrindo ini bertajuk Temu Usaha Peritel Indonesia dalam Rangka Penguatan Jaringan Bisnis Ritel Modern, yang dilaksanakan di Hotel Ollino Malang.

Hadir dalam Rakornas tersebut, Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian dan UKM Emilia Suhaemi, Asisten Deputi Perdagangan Dalam Negeri Kementerian dan UKM Achmad Husen, Kepala Dinas dan UMKM Propinsi Jatim Mudjid Afan, Kabid Usaha Mas Purnomo Hadi, Ketua Akrindo Sriyadi Purnomo dan jajaran pejabat Akrindo, pengurus Akrindo dari DPP, DPW, DPC dan anggota Fokker se-Jatim.

Baca Juga: Pertama di Kota Batu, Pemkot Launching Koperasi Multi Pihak Kreatif

Sekitar 150 orang tersebut kini tengah membahas penguatan jaringan bisnis ritel modern yang saat ini kondisinya masih dianggap lemah. Akrindo yang dimotori oleh Pemprov Jatim ini tampaknya hanya besar di wilayah Jatim saja. Itu dikatakan Ketua Akrindo Sriyadi Purnomo saat memberikan paparan kemarin.

Sriyadi meminta ikut campurnya Kemenkop agar peritel modern koperasi ini bisa tumbuh layaknya peritel modern yang sudah multinasional.

"Saya berharap pada pertemuan ini bisa meningkatkan kinerja dengan kerja keras, kerja tegas dan kerja ihklas. Agar Akrindo bisa lebih bermanfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan semangat dan terus berjuang Akrindo bisa tumbuh dengan sehat dan sukses, sejajar dengan peritel nasional dan internasional,” harap Sriyadi.

Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah

Kadiskop Jatim Mudjid Afan menuturkan dengan adanya Rakornas Akrindo ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian kerakyatan sesuai UUD 1945 pasal 33 yang mengatakan bahwa perekonomian disusun berdasar asas kekeluargaan dan kerakyatan sehingga Akrindo merupakan tempat yang cocok untuk dikembangkan.

"Jatim ditunjuk menjadi koseptor koperasi di Indonesia. Dengan adanya pembatalan UU nomer 17 tahun 2012, kini UU dikembalikan pada UU nomer 25 tahun 1992. Revitalisasi dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan koperasi. Saya sudah bertemu dengan bapak Menteri Bapak Yoga (Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga,red), bahkan menyetujui keinginan saya untuk kembali pada kejayaan koperasi seperti pada jamannya bapak Bustanil Arifin. Bahkan pak Yoga menyampaikan pesan agar semua keinginan saya diwujudkan dengan mengawali dari pemerintah Jawa Timur. Semua program harus dipusatkan di Jatim dengan menggunakan 2 strategi,” terang Afan.

Strategi itu, pertama, kata Afan, berupa pemberdayaan dan yang kedua berupa gerakan. Afan menjelaskan, pemberdayaan ini adalah berupa adanya pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan kinerja SDM insan perkoperasian, termasuk fasilitas-fasilitas lain seperti bantuan hibah, pengurusan HAKI atau ijin-ijin lain yang dibiayai oleh pemerintah. “Sedangkan gerakan berupa revitalisasi peningkatan maindset untuk melakukan 3 S (Senyum, Salam dan Sapa),” jlentreh Afan.

Baca Juga: Di Acara Gebyar Koperasi dan UMKM, Wakil Wali Kota Pasuruan Ungkap Efek Bagi Perekonomian

Sementara itu, Deputi Pengembangan Jaringan Pemasaran dan Usaha Kementerian dan UKM RI Emilia Suhaemi, menuturkan, dengan usia Akrindo yang menginjak 5 tahun, seharusnya Akrindo sudah mampu mandiri dan memiliki gaung di penjuru tanah air.

”Sayangnya, besarnya Akrindo hanya di Jawa Timur saja. Padahal dengan adanya peraturan pemerintah yang membatasi peritel dari luar negeri, sebenarnya hal tersebut merupakan peluang bagus bagi Akrindo untu mengembangkan diri di Indonesia. Akrindo bukan hanya memberikan semua kebutuhan barang bagi peritel koperasi saja, meski Akrindo harus mampu menjadi distributor,” urai Emilia.

Akrindo merupakan mitra bagi dinas koperasi, karena itu Emilia mengatakan bahwa pemerintah pusat siap membantu memfasilitasi segala kebutuhan Akrindo. Namun Emilia juga menegaskan fungsi Akrindo sebagai asosiasi yang harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotaya. Kenapa banyak peritel tidak ingin bergabung dengan Akrindo?

Baca Juga: Diskop UKM Jatim Gelar Penyerahan Hadiah di Puncak HUT ke-77 Koperasi

Akrindo harus memiliki standarisasi dan bermanfaat bagi setiap anggota Akrindo.

Dia menyatakan, pemerintah melalui Kemenkop mengapresiasi agar 40 persen koperasi yang bergerak di bidang ritel bisa terus eksis. Agar peritel koperasi bisa sejajar dengan peritel nasional dan internasional. Minimal keberadaan Akrindo sama sejajar atau mampu bertahan dengan gempuran MEA.

“Setidaknya Akrindo harus mampu memenuhi kebutuhan anggotanya, baik display maupun packaging. Terutama yang paling penting adalah mampu memiliki daya saing di bidang harga. Persiapan tersebut juga dilakukan dengan membangun SDM peritel. Dengan adanya SKKNI untuk kasir, pramuniaga, dan management. Inilah sertifikasi yang harus dimiliki oleh peritel,” tandas Emilia.

Baca Juga: Terima Bintang Abhinaya Jagadhita di Bidang Koperasi, Khofifah: Untuk Masyarakat Jawa Timur

Yang kedua mampu mambangun brand yang baik dan bermatabat. ”Bagaimana jaringan distribusi yang merata, meningkatkan kesejahteraan anggota Akrindo. Semua harus ada konsolidasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan sehingga pemerintah pusat bisa memantau dan mengevaluasi. Disamping itu Akrindo harus bisa bergaung agar mampu berkiprah dan memiliki manfaat bagi anggota,” jlentreh Emilia.

Strategi yang harus dilakukan oleh Akrindo selain dispersif (bertahan) harus mampu bersaing dan berkembang. Saat ini yang terlihat sebagai kendala terletak pada minat dan kemauan untuk berkembang bagi peritel koperasi belum terpenuhi.

”Akrindo harus berkiprah di tingkat nasional dengan cara Akrindo harus mampu mensosialisasikan secara global pada peritel koperasi di seluruh wilayah Indonesia dan pemerintah pusat akan terus membantu mamfasiitasi dengan menggunakan anggaran APBN. Sementara Kemenkop akan menghimbau agar peritel koperasi mau bergabung dengan Akrindo. Dengam memiliki harga yang kompetitif, maka masyarakatpun terdorong untuk berbelanja di toko Akrindo jika suasananya enak, nyaman dan aman,” pungkas Emilia. (yul/adv)  

Baca Juga: Peringati Harkopnas ke-77, Pemkot Kediri Gandeng Dekopinda Gelar Sarasehan Perkoperasian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO