SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), bersama Kementerian Agama (Kemenag), Bappenas, dan program INOVASI menyelenggarakan acara Temu Inovasi ke-13, Selasa (7/6/2022).
Agenda tersebut digelar untuk persiapan Tahun Ajaran 2022/2023, termasuk persiapan implementasi Kurikulum Merdeka (KM). Sejak 2018, kegiatan ini memberi kesempatan bagi para pemangku kepentingan pendidikan di tingkat pusat maupun daerah berbincang-bincang seputar praktik inspiratif dari empat mitra provinsi program. Khususnya terkait upaya peningkatan hasil belajar siswa, payung pemulihan pembelajaran, dan persiapan implementasi KM.
Baca Juga: Pengawas Disdik Sumenep Torehkan Prestasi di Jambore GTK Hebat 2024
Sejumlah provinsi itu yakni NTB, NTT, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengungkapkan bahwa pihaknya senang berdialog dengan Tim INOVASI dan mitra-mitra di daerah.
"Kita ingin memastikan anak-anak kita bukan hanya bersekolah tetapi juga berkesempatan untuk tumbuh kembang, mendapatkan stimulasi agar mereka memiliki karakter dan kompetensi dasar yang diperlukan untuk masa depan mereka," ujarnya.
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP, Zulfikri Anas, membahas terkait tahun ajaran baru dan implementasi KM di daerah. "Peran Kurikulum dalam Mengatasi Learning Loss dan Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa," ungkapnya.
Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek
Acara ini turut membahas hasil studi yang dilakukan Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kemendikbudristek bertemakan, Upaya Daerah terhadap pemulihan pembelajaran dan mendukung fondasi belajar siswa.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Subandi, menyebut tantangan besar untuk dunia pendidikan adalah bagaimana mengurangi kesenjangan antarwilayah, dalam satu provinsi pun masih belum merata. Akses pendidikan memang sudah meningkat, namun pemerataan yang masih menjadi tantangan, apalagi jika berbicara kualitas.
Bank Dunia sudah memprediksi adanya learning loss sebagai dampak dari pandemi, yang ditunjukkan oleh Hasil PISA di Indonesia yang menurun, termasuk hasil kemampuan literasi siswa.
Baca Juga: Bantu Desa Rawan Bencana, Unipa Ciptakan Alat Sistem Peringatan Dini Longsor
"Inilah yang harus kita perjuangkan, dan melalui program INOVASI contoh-contoh baik dari para guru, Bupati, dan kepala dinas nantinya bisa menjadi bahan evaluasi kita bersama, termasuk Bappenas," pungkasnya. (diy/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News