SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Harga cabai di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur mengalami kenaikan. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa saat ini terdapat dua penyebab kenaikan harga cabai rawit.
"Pertama, karena adanya hama yang menyerang cabai, hampir semua daerah di Indonesia," ujar Khofifah usai memberikan pengarahan dan pembekalan kepada Pegawai ASN baru Tahun Anggaran 2021 di Gedung Graha Unesa, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Ia menambahkan kedua, masa hujan yang biasanya Mei sudah mulai berkurang, tapi Juli hujannya masih tinggi, sehingga ada masa tanam cabai yang mundur.
"Yang mestinya di tanam April mundur Mei, sekarang Juni, tetapi bahwa beberapa teknis bisa menghalau hama dan bisa membuat pemilahan cabai di dataran tinggi dan di dataran rendah," ujarnya.
Menurut Khofifah, proses untuk memberikan penguatan kepada pohon, supaya para petani bisa memberikan treatment terbaik bagi tanaman cabai itu terus disosialisasikan oleh distan provinsi maupun kabupaten/kota.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Agar serangan hama bisa dikendalikan, Khofifah mengatakan bahwa Pemprov Jatim menggunakan Agens Pengendali Hayati. “Sekarang di beberapa lokasi sudah mulai tumbuh tunas baru, sehingga diharapkan dapat membantu ketersediaan cabai rawit jelang Iduladha,” ujarnya.
Sementara itu, strategi berbeda diterapkan untuk mengatasi permasalahan komoditas cabai di daerah dataran rendah. Khofifah meminta untuk segera menanam cabai rawit menggunakan varietas genjah dengan usia panen 70-80 hari, yaitu varietas Bhaskoro dan Dewata. “Ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan cabai pada Juli utamanya menjelang Iduladha,” tuturnya.
Meski begitu, Khofifah tetap optimistis bahwa upaya menurunkan harga cabai rawit dan harga cabai besar di Jatim dapat dilakukan. Secara umum, kontribusi hortikultura strategis Jawa Timur terhadap nasional untuk komoditas cabai besar senilai 9,4% atau menduduki urutan empat nasional. Sedangkan komoditas cabai rawit menyumbang sebesar 41,8% atau yang tertinggi secara nasional.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
"Apalagi, potensi luas tanam komoditi cabai besar di Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai 15.398 hektare dengan produksi mencapai 127.429 ton," imbuhnya. (dev/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News