TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Tuban, Nur Khamid, menilai tingkat literasi di wilayahnya masih cukup minim. Ia menyebut, kurangnya minat baca masyarakat menjadi faktor utama rendahnya literasi di Tuban.
"Kenyataan di Tuban masalah literasi masih butuh penanganan yang lebih, penyebabnya harga buku mahal dan minat baca masyarakat (rendah)," ujarnya, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Menurut dia, keberadaan perpustakaan yang belum merata juga menjadi penyebab rendahnya tingkat literasi di Kabupaten Tuban. Sebab, baru 12 kecamatan saja yang mempunyai perpustakaan umum dari 20 kecamatan yang ada di Bumi Wali.
"Pastinya, sarana itu penting, kalau sarananya terpenuhi dengan baik, ke depan tingkat literasi akan mengikuti," imbuhnya.
Adapun delapan kecamatan yang tidak memiliki perpustakaan yaitu, Montong, Grabagan, Merakurak, Parengan, Plumpang, Soko, Bangilan, dan Bancar. Sehingga, Dispersip Tuban mengadakan bazar buku murah dengan menggandeng puluhan penerbit dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
"Jadi kita dekatkan produsen dengan konsumen. Sehingga, masyarakat dapat membeli buku langsung dari penerbitnya dan tidak melalui reseller, dan harganya relatif terjangkau," kata pria asli Rengel ini.
Selain memperbanyak koleksi buku dan penambahan perpustakaan konvensional, pihaknya berupaya meningkatkan pelayanan perpustakaan digital melalui aplikasi Tulip yang dapat diakses dengan mudah, dan terdapat 3.000 pengguna di sana.
"Kita mulai bergerak di bidang digital library, ke depan akan dilakukan penambahan koleksi bukunya. Tak hanya itu untuk pelayanannya juga akan ditambah," pungkasnya. (gun/mar)
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News