SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Setidaknya butuh waktu kurang lebih 20 tahun bagi suatu negara untuk bebas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pernyataan itu disampaikan drh. Hamy Wahjunianto.
Karena itu, Hamy menyayangkan pemerintah yang melakukan impor sapi dari negara yang belum bebas PMK. Sebab, dampaknya luar biasa dan tak mudah melepaskan diri dari wabah tersebut.
BACA JUGA:
- Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi Antaralumni dengan Almamater, IKA Unair Australia Diresmikan
- Khofifah Hadiri Acara Halal Bihalal Keluarga Besar Civitas Akademika Universitas Airlangga
- Tingkatkan Daya Beli Masyarakat saat Ramadan, Khofifah Gelar Pasar Murah untuk Warga Lumajang
- Rayakan HUT ke-70, GMNI Airlangga Bahas Pragmatisme Gerakan
"Karena itu, saya menyayangkan kok bisa-bisanya pemerintah mengimpor sapi dari negara yang belum bebas PMK," kata Hamy, Senin (20/06/2022).
Alumnus Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu mengungkapkan wabah PMK ini bisa berlangsung panjang. Apalagi kalau tidak ada tindakan penanganan dan pencegahan yang serius, komprehensif dan sistematis.
Karena itu, perlu ada usaha luar biasa untuk menanggulangi wabah ini. Sebab vaksin saja tidak cukup untuk menanggulangi wabah PMK yang sudah terlanjur menyebar.
"Saya berharap gerak cepat pemerintah dalam menanggulangi wabah ini. Meski demikian, masyarakat juga tak perlu panik, apalagi sampai takut mengonsumsi daging. Selama pengolahannya benar, Insya Allah aman," pesan politikus Partai Gelora ini. (mdr/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News