SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Indonesia mempunyai potensi besar terhadap wisata religi, termasuk di Jawa Timur. Sayangnya, potensi ini belum dikembangkan secara maksimal. Kondisi ini menjadi perhatian anggota parlemen asal Jawa Timur, Mohammad Haerul Amri.
Anggota Fraksi NasDem yang akrab disapa Gus Aam itu meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI untuk mengembangkan industri wisata religi. Dengan begitu akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA:
- Pj Gubernur Jatim Safari Ramadan di Kota Kediri, Beri Santunan Anak Yatim dan Gelar Pasar Murah
- Wartawan Grahadi dan Khofifah Gelar Buka Puasa Bersama Anak Yatim
- Daftar Nama dan Suara 120 Caleg DPRD Jatim yang Lolos Pemilu 2024
- Hadiri Kajian Ramadan Muhammadiyah, Khofifah Ajak Wujudkan Pembangunan Jawa Timur Berkemajuan
"Selama ini wisata religi belum tergarap secara maksimal. Kita bisa melihat bagaimana ibadah umroh menjadi kekuatan wisata religi, jutaan masyarakat Indonesia pergi ke Arab Saudi setiap saat. Saya kira potensi di Indonesia juga besar, termasuk Jawa Timur," kata Gus Aam dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANGSAONLINE.com, Senin (04/07/2022).
Pernyataan itu disampaikan Gus Aam saat rapat kerja dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahudin Uno dan Wamen, Angela Tanoesoedibjo. Berkaitan dengan Perkembangan Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Tindak Lanjut Rekomendasi Panja Desa Wisata dan Kampung Tematik.
Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pemuda dan Olahraga itu menjelaskan, di dalam negeri banyak sekali destinasi wisata berbasis agama. Karena itu, anggota Komisi X DPR RI ini yakin kalau dikembangkan serius oleh pemerintah, maka bisa berkembang luas dan memberi efek pada ekonomi kreatif yang berbasis kerakyatan.
Legislator dari Dapil Jatim II yang meliputi Kota/Kabupaten Pasuruan dan Kota/Kabupaten Probolinggo ini juga menyinggung soal keterkaitan industri pariwisata dan kelestarian lingkungan.
"UNESCO sudah mendesak soal ini. Apalagi kemarin sedang ramai-ramainya persoalan Candi Borobudur. Jadi pengembangan destinasi wisata harus beriringan dengan masalah konservasi alam,” tegasnya.