Buntut Kasus Kerusuhan di Desa Mulyorejo, Tujuh Orang Masih Diburu Polres Jember

Buntut Kasus Kerusuhan di Desa Mulyorejo, Tujuh Orang Masih Diburu Polres Jember Kapolres Jember AKBP Herry Purnomo.

Selama ini, kelompok tersebut memiliki modus menawarkan bisnis keamanan pada panen kopi warga. Namun dalam praktiknya, mereka melakukan pemerasan terhadap warga dengan embel- embel keamanan.

"Modus yang mereka lakukan di sana dari kelompok Salam ini mereka kabarkan keluarga menawarkan jasa keamanan. Pada saat mereka menolak, kopinya akan diambil, dicuri kopinya. Kalau misalkan panen bisa dapat 8 karung satu hari, yang 2 karung bisa dibawa turun," terang Herry.

Karena menggunakan sepeda motor, mengingat akses jalan yang sulit, yang 6 karung ditinggal di kebun. Yang 6 ini akan diambil oleh kelompok-kelompok ini. Setelah diambil nanti ditawarkan lagi.

"Akhirnya mau tidak mau warga yang di Kalibaru yang punya lahan di Mulyorejo itu akhirnya memberikan atau membayarkan biaya pengamanan kepada Salam ini yang besarannya per minggu bisa mencapai 2 sampai 7 juta tergantung dari luas lahan yang bersangkutan." jelasnya.

Dalam beberapa keterangan, dapat diketahui premanisme di wilayah konflik tersebut sudah lama ada dan mengakar kuat di tengah masyarakat. Di sisi lain, Herry juga menerangkan bahwa persoalan lain yakni mengenai akses pada lokasi konflik yang memang masih tergolong sulit dijangkau. Sehingga kasus lambat untuk ditindaklanjuti.

"Namun hal ini tidak hanya terjadi di Kalibaru saja, ini juga menimpa warga Mulyorejo yang punya perkebunan juga di sana. Jadi, pembakaran-pembakaran yang terjadi kemarin itu atas restu juga dari warga Mulyorejo, yang selama ini terancam dengan keberadaan kelompok Salam ini," ucap Herry.

"Jadi, keberadaan kelompok Salam ini sudah lama sekali ada di situ, kemudian sudah mengakar kuat di masyarakat. Karena sulitnya akses jalan, kemudian ada masalah-masalah tadi terkait dengan kepemilikan lahan yang kemudian tidak bisa ditindaklanjuti cepat, membuat masyarakat enggan untuk bisa memberikan informasinya karena ada ketakutan-ketakutan tadi," sambungnya.

Saat ini, pihaknya sudah membentuk tim untuk melakukan pengejaran terhadap mereka- mereka yang selama ini dianggap melakukan intimidasi, dianggap melakukan pemerasan terhadap masyarakat, yang ada di Mulyorejo ataupun yang ada di Kalibaru. Herry mengaku, semua akan dituntaskan sampai selesai di persidangan.

"Ada 7 orang yang sudah kita tetapkan, DPO (daftar pencarian orang) nya. Ini semuanya merupakan kelompok yang selama ini dianggap sering meresahkan warga di sini," bebernya.

Selain itu, di sela pembakaran rumah dan kendaraan yang menyasar pada pelaku premanisme, memang ada beberapa di antaranya yang mengarah pada sasaran yang tidak termasuk oknum. Herry mengatakan bahwa hal tersebut juga akan ditindaklanjuti, dengan beberapa kemungkinan jeratan hukum yang berbeda dengan sembilan orang tersangka yang telah ditangkap atas kaitannya dengan kasus kerusuhan di Mulyorejo.

"Jadi rata- rata ada beberapa rumah atau kendaraan yang dirusak, merupakan kendaraan atau rumah milik mereka yang diduga selama ini sering melakukan intimidasi. Memang ada beberapa juga warga masyarakat di Mulyorejo itu yang tidak pernah melakukan intimidasi sekalipun, tapi juga dirusak. Nah ini nanti akan kita tindak lanjuti. Karena nanti kemungkinannya, untuk pelakunya akan berbeda dengan 9 orang yang kita amankan," terangnya.

Mengenai pasukan pengamanan, Herry masih menunggu laporan terkini dari intel yang diterjunkan untuk memantau kondisi pada wilayah konflik.

"Untuk pasukan pengamanan akan kita tarik pada saat kita sudah bisa memastikan kondisi di situ betul- betul aman. Jadi dalam waktu dekat, nanti kita cek dulu, intel akan jalan untuk mengetahui situasinya bagaimana, potensi masalahnya masih ada atau tidak. Kalau memang sudah clear semuanya, kita akan tarik pasukan," tutupnya. (yud/bil/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO