Dianggap Hina Kiai soal Amplop, Ketum PPP Suharso Dikecam Gus Miftah

Dianggap Hina Kiai soal Amplop, Ketum PPP Suharso Dikecam Gus Miftah Suharso Monoarfa. Foto: detik.com

"Oh enggak, ada sesuatu, oh nanti saja, maka sampailah setelah keliling itu ketemu lalu dibilang pada saya, 'gini Pak Plt, kalau datang ke beliau-baliau itu meski ada tanda mata yang ditinggalkan', 'wah saya ndak bawa, tanda matanya apa? Sarung, peci, Alquran atau apa," kata dia.

Yang dimaksud adalah meninggalkan yang sudah lebih dahulu diisi uang. Suharso menyebut hingga kini hal tersebut masih terjadi apabila bertemu dengan para tokoh agama.

"Kayak enggak ngerti saja Pak Harso ini, gitu Pak. I've provited one, every week. Dan bahkan sampai saat ini, kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya, enggak ada nya, pak, itu pulangnya, sesuatu yang hambar," kata Suharso.

Pernyataan Suharso ini kemudian menuai kritik, terutama dari aktivis Nahdlatul Ulama (NU).

Karena itu Wakil Ketua Umum PPP yang juga Wakil Ketua MPR Arsul Sani meminta maaf atas pernyataan Suharso itu. Arsul meminta maaf lantaran perkataan Suharso merendahkan martabat dan menghina para kiai.

"Kami memohon maaf yang setulus-tulusnya kepada para kiai dan berjanji bahwa jajaran PPP lebih berhati-hati atau ikhtiyat dalam berucap dan bertindak kedepan agar tidak terulang lagi," ujar Arsul dalam keterangannya.

Arsul Sani mengakui bahwa meskipun dalam pidatonya ketika acara Pendidikan Politik Cerdas Berintegritas di KPK, tidak bermaksud merendahkan atau meng. Namun apa yang disampaikan oleh Suharso itu membuka ruang untuk ditafsirkan sebagai merendahkan para kiai.

"Ini menjadi pembelajaran bagi kami semuanya untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di ruang publik. Tidak boleh lagi terpeleset atau slip of tounge menyampaikan sesuatu yang berpotensi menimbulkan kontroversi, resistensi, atau kesalahpahaman di ruang publik," kata Arsul. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO