Mardiono, Sang Triliuner Pimpin PPP, Politisi Petinju atau Karateka, Suharso Masuk Kategori Mana?

Mardiono, Sang Triliuner Pimpin PPP, Politisi Petinju atau Karateka, Suharso Masuk Kategori Mana? Muhammad Mardiono. Foto: detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) punya nahkoda baru: Muhammad Mardiono. Ia menggantikan yang dilengserkan dari posisi ketua umum (ketum) karena su’ul adab pada kiai. Suharso Monoararfa – dari faksi Parmusi – dianggap menghina kiai soal budaya amplop. Padahal konstituen PPP – terutama di Jawa – mayoritas warga NU yang nota bene takdzim pada kiai.

Tapi  tentu Suharso tak tinggal diam. Ia - bersama pendukungnya - masih melawan. "Begini-begini ini saya ketua umum PPP," katanya. 

Mardiono berasal dari faksi NU. Namanya memang sama sekali tak popular. Padahal ia anggota Wantimpres.

Sejatinya, nama Mardiono sempat mencuat secara samar-samar pada Muktamar PPP tahun lalu. Tapi kemudian tenggelam lagi.

Yang menarik, iMardiono disebut-sebut sebagai pengusaha kaya raya. Bahkan dijuluki . Julukan yang sangat fantastis sekaligus memberi harapan baru bagi PPP. Partai Islam yang belakangan diprediksi bakal tamat riwayatnya pada Pemilu 2024.

Pertanyaannya, sang triuliuner itu mampukah menyelamatkan PPP dari “kekaraman politik” pada Pemilu 2024? Bukankah hampir semua analis yakin bahwa kapal PPP akan tenggelam pada Pemilu 2024 mengingat suaranya semakin tergerus? Apalagi banyak partai baru yang juga sama-sama mengincar konstituen yang sama.

Jawabannya kembali kepada sang : Mardiono. Apakah ia seorang politisi “petinju” atau politisi “karateka”?

(. Foto: Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumar/CNN)

Kita maklum, di kalangan aktivis partai dan organisasi ada istilah petinju dan karateka. Julukan petinju itu merujuk pada tokoh politik atau tokoh organisasi yang bakhil atau pelit. Artinya, tangannya selalu menggenggam atau mengepal, tak pernah terbuka memberikan sesuatu kepada orang lain. Termasuk bersedekah tabarrukan pada kiai yang merupakan figur sentral dalam masyarakat keagamaan, tertuama masyaraka tradisional . Apalagi membiayai operasional partai atau organisasi.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO