Jabatan Kapolri dan Kapolda Dihapus, Jika Polri Direformasi?

Jabatan Kapolri dan Kapolda Dihapus, Jika Polri Direformasi? Dahlan Iskan

JAKARTA, BANGSAONLINE.com Berbeda dengan TNI yang memiliki para cendekiawan berjiwa reformasi, Polri hingga kini belum ada suara reformasi dari internal intelektual Polri. Tapi benarkah posisi Polda dan Mabes Polri harus ditiadakan jika Polri direformasi? Berarti menghilangkan juga Kapolda dan Kapolri? Mungkinkah?

Silakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA, Rabu 24 Agustus 2022. Atau di BANGSAONLINE.com di bawah ini. Selamat membaca: (PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE).

WUJUD TNI sekarang adalah hasil pemikiran para cendekiawan TNI itu sendiri.

Pemikiran itu awalnya sulit berkembang. Maklum di tengah politik sentralistis Orde Baru. Tapi pikiran itu tetap hidup. Otokritik terus disuarakan. Sampai akhirnya menemukan momentumnya: reformasi di tahun 1998.

Momentum serupa datang ke dunia Polri. Lewat peristiwa Duren Tiga.

Apakah Polri akan berubah setelah Duren Tiga?

Kelihatannya belum.

Setidaknya publik belum pernah mendiskusikannya secara serius. Terutama mengenai bentuk ideal Polri di masa depan.

Apakah diskusi seperti itu pernah terjadi di lingkungan internal Polri? Terutama di lingkungan cendekiawan Polri?

Kita sudah melihat semakin banyak perwira menengah Polri yang meraih gelar akademik tinggi-tinggi. Demikian juga di lingkungan perwira tinggi. Tak terhitung gelar SH, MH, dan Dr. Sampai ada yang tumpuk-tumpuk.

Tapi saya belum pernah mendengar adakah di antara tesis dan disertasi mereka itu yang membahas wujud Polri ideal masa depan.

Kini kita mulai mendengar suara perlunya reformasi Polri. Itu baru terdengar setelah peristiwa Duren Tiga. Tentu keinginan itu terlalu mendadak. Mana mungkin. Rasanya, saat ini, belum ada konsep reformasi Polri yang sudah matang. Bahkan yang setengah matang sekali pun.

Rasanya tidak mungkin bisa dilakukan reformasi. Keinginan untuk ke sana belum cukup kuat. Bahkan belum cukup ada. Yang tersuarakan baru keinginan untuk bersih-bersih.

Itu pun masih banyak pertanyaan. Siapa yang harus bersih-bersih? Pakai sapu apa? Berapa lama? Bisa seberapa bersih?

Pun untuk sebatas bersih-bersih. Juga belum ada konsep yang matang. Apalagi kalau info di skema yang disusul dengan info skema berikutnya itu benar. Terlihat suram sekali.

Maka perbaikan yang bisa diharapkan setelah peristiwa Duren Tiga kelihatannya masih akan sebatas pada tambal sulam.

Kalau dari internal sulit diharapkan, apakah lembaga seperti Lemhanas pernah membahas bentuk masa depan Polri?

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO