JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Monica Kumalasari yang merupakan seorang pakar gestur dan mikroeskspresi menilai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo tertekan dan kehilangan harapan saat menjalani sidang vonis pada Senin (13/2/2023) kemarin.
Menurut Monica, sikap putus asa Sambo terlihat dari judul nota pembelaan yang dibacakan Sambo, yakni "Pembelaan yang Sia-sia".
Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Gurih dan Praktis
Monica mengatakan, sikap kehilangan harapan Sambo juga terlihat dari gestur maupun mikroeskspresi Sambo saat menjalani persidangan.
"Saya melihat ada blinking yang meningkat, kemudian ketika bahu itu naik, ini adalah pertanda seseorang itu stres. Jadi, sepanjang persidangan hari ini pasti menjadi perhatian atau mem-focre emosi yang luar biasa dan terutama pada persidangan", ujar Monica.
Ia mengatakan bahwa ekspresi Ferdy Sambo menyiratkan unsur kesedihan dan ketakutan saat dijatuhi hukuman mati.
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
"Walaupun berusaha disembunyikan, terutama dengan pemakaian masker dan sebagainya, ini saya mengamati ada gerakan-gerakan halus dari otot-otot di wajah yang menyiratkan ada kesedihan, ada ketakutan, dan sebagainya", ujar Monica.
Selain Sambo, ada empat terdakwa lain dalam kasus ini yakni istrinya, Putri Candrawathi, serta dua ajudannya yakni Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR.
Putri divonis hukuman 20 tahun penjara, lebih berar dari tuntutan JPU yakni 8 tahun penjara.
Baca Juga: Resep Semur Tahu Telur Puyuh, Makanan Berkuah yang Menghangatkan Tubuh
Sementara itu, Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal akan menghadapi vonis pada Selasa (14/2/2023) hari ini. Keduanya dituntut 8 tahun penjara.
Adapun Richard Eliezer dituntut hukuman 12 tahun penjara akan menjalani sidang vonis pada Rabu (15/2/2023) besok.
(ans)
Baca Juga: 5 Jus yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News