PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebuah video yang menunjukkan sejumlah warga menyoraki polisi yang sedang melakukan pawai perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, viral di media sosial.
Dalam video itu, terdengar warga meneriaki para polisi yang sedang pawai, "Aaaaa... Ferdy Sambo... Sambo... Sambo... Woi... Ferdy Sambo.. Ferdy Sambo... Sambooo...," ungkap warga berkali-kali.
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Menanggapi video tersebut, Ustadz Roni Ghozali, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Bangil, Pasuruan, mengajak masyarakat bijak menanggapi kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.
Menurutnya, kasus Ferdy Sambo adalah sebagian kecil contoh, bahwa di setiap organisasi atau institusi pasti ada oknum yang berbuat kesalahan akibat tak mampu membendung hawa nafsunya.
"Jadi, tidak semua institusi Polri ataupun anggota polisi itu bersalah ataupun buruk citranya," katanya.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo
Ia lalu membandingkan dengan oknum kiai yang terbelit kasus karena melakukan kesalahan. "Namun, bukan berarti semua kiai itu buruk, kan? Mereka hanyalah oknum kiai yang mungkin tersesat dengan hawa nafsunya, atau ada sebagian kecil daripada orang-orang bodoh," cetusnya.
Ia juga menyontohkan label teroris yang kerap diterima oleh umat muslim. "Hal itu sangat tidak dibenarkan, karena Islam datang sebagai agama rahmatan lil alamin. Jadi ada memang oknum-oknum, ada memang orang-orang yang memang sengaja dihasut oleh hawa nafsunya sendiri untuk melakukan kesalahan," ujarnya.
Ustadz Roni lalu mengutip pernyataan Prof. Mahfud MD tentang filsuf dunia, Yaitu: "60 tahun kita hidup dengan polisi buruk akan sangat lebih baik daripada satu malam hidup tanpa ada polisi."
Baca Juga: Instruksi Kapolri, Kapolres Mojokerto Kota Periksa HP Anggota
"Bayangkan semisal kita contohkan, besok kita gambarkan pada seluruh penduduk negeri ini, bahwa besok hari Sabtu tidak ada polisi di seluruh Indonesia, tidak boleh menindak mereka yang bersalah. Bayangkan saudaraku, maka di sana akan banyak sekali terjadi tindak kejahatan, penyimpangan, akan banyak sekali pemerkosaan, bahkan akan banyak sekali perampokan perampokan atau tindak kejahatan lainnya. Maka dari itu, polisi sangatlah dibutuhkan di negeri ini, untuk menjaga stabilitas keamanan produktivitas dan lain sebagainya," tegasnya.
"Satu oknum yang bersalah, jangan dipukul rata. Jangan kita pukul rata satu institusi Polri bersalah, ataupun anggota polisi yang bersalah, polisi juga memiliki hati nurani, sama dengan kita saudaraku," pungkasnya. (maf/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News