KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kediri menggelar aksi damai di depan gedung dewan, Senin (29/8/2022). Mereka datang untuk menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Sambil membentangkan beberapa poster dan banner yang berisi penolakan, para mahasiswa bergantian melakukan orasi.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
"Kami menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Karena akan memberatkan rakyat kecil. Apalagi sekarang masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Harusnya Pemerintah lebih bijaksana dalam menentukan kebijakan," kata koordinator aksi, Faizal Kurniawan.
Selain rencana kenaikan BBM, massa juga menyinggung persoalan sektor energi lain, yakni kenaikan tarif dasar listrik untuk 5 (lima) golongan pelanggan non-subsidi. Yaitu golongan R2 dan R3 dengan daya 3.500 Volt Ampere (VA) ke atas serta golongan pemerintah (P1, P2, dan P3) sejak 1 Juli 2022.
Ia menyebut, kenaikan tarif dasar listrik merupakan imbas dari kekurangan pasokan batu bara dalam negeri di sektor ketenagalistrikan. Meskipun tarif dasar listrik pada pelanggan kelas menengah ke atas dan sektor industri naik, kebijakan ini juga memiliki pengaruh terhadap laju inflasi walaupun terbatas.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Untuk itu, kami menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi karena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat. Meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif dasar listrik dan mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor minyak, gas (migas)," paparnya.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa kemudian ditemui perwakilan DPRD Kota Kediri, Hilwan Endi, karena anggota dewan sedang dinas luar. Di depan mahasiswa, Hilwan berjanji menampung aspirasi mereka. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News