Di UIN Malang, Kiai Asep Beberkan Manajemen Kelola Pesantren Sukses dan Maju

Di UIN Malang, Kiai Asep Beberkan Manajemen Kelola Pesantren Sukses dan Maju Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, (tengah) dan Prof Dr Mulyadhi Kartanegara (kiri) saat menerima cindera mata dari Prof Dr Agus Maimun MPd, Kepala LP2M Universitas Negeri Malang, Rabu (31/8/2022). Foto: MMA/BANGSAONLINE.com

MALANG, BANGSAONLINE.com – Publik penasaan terhadap kemampuan manajerial Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dalam mendirikan dan mengelola pondok pesantren. Banyak yang ingin tahu bagaimana manajemen yang diterapkan dalam mengelola Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto sehingga sukses melahirkan out put santri berkualitas dan berprestasi. Bahkan Amanatul Ummah bukan hanya sukses menarik minat puluhan ribu santri tapi juga menjadi pesantren yang kaya secara ekonomi.

Setidaknya, itulah yang terjadi saat memberikan ceramah pada Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen Bidang Integrasi Islam dan Sains Bagi DTBPNS Angkatan II yang diselenggarakan Pusat Studi Islam dan Sains (PSIS) Lembaga Peneltian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) , Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Penjelasan Kiai Asep soal Protes Kades Terhadap Bantuan Keuangan Desa 2025

Ngapunten, manajemennya bagaimana, sehingga Pondok Pesantren Aamantul Ummah maju, ” tanya seorang dosen dalam acara yang berlangsung di Kampus di Jalan Gajayana Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur.

Dalam acara yang diikuti 110 dosen muda itu, tampil satu sesi dengan P, pakar filsafat Islam yang merupakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

pun membeberkan proses kelahiran Amanatul Ummah. Menurut dia, Amanatul Ummah Pacet Mojokerto didirikan tahun 2006. Semula, tutur , tanah yang kini menjadi pusat pendidikan Islam populer itu sangat angker. Sedemikian angkernya sampai ada kepercayaan bahwa siapapun yang menginjak tanah di kawasan tersebut akan mati dalam jangka tiga bulan.

Baca Juga: Diikuti para Mahasiswi Asal Filipina, Peserta Pengajian Kitab Kiai Asep di UAC Membeludak

“Tak ada orang yang berani,” kata putra pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat itu.

Namun tak terpengaruh. Ia justru mendirikan pondok pesantren di kawasan hutan angker itu. Ternyata sukses. Hanya dalam waktu sekitar 11 tahun santrinya sudah mencapai 15 ribu orang.

“Kuncinya memang manajemen,” ungkap di depan para dosen muda yang mengikuti acara tersebut.

Baca Juga: Masa Libur Santri Amanatul Ummah Beda dengan Pondok Lain, Prof Kiai Asep Punya Dua Alasan Menarik

menyadari bahwa tak semua orang punya kemampuan manajerial. “Seperti dikatakan Bu Khofifah, banyak kiai yang punya kemampuan leadership, tapi yang punya kemampuan manajemen jarang sekali,” tuturnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menjadi keynote speaker bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan memang sempat memuji . Menurut Gubernur Khofifah, banyak kiai atau kader NU di lingkungan pesantren yang punya kemampuan leadership tapi kiai yang punya kemampuan manajerial hanya . Karena itu ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat NU itu minta agar meniru .

“Tanya saja berapa bendahara ,” kata Gubernur Khofifah dalam bedah buku yang digelar di Gedung Dewan Pers Jalan Kabon Sirih Jakarta, Selasa (23/8/2022) lalu.

Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf

mengaku punya 10 bendahara di pesantren Amanatul Ummah. Mereka, tutur , jujur semua. “Bendahara itu paling inti dalam manajemen,” tegas Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu. 

“Kuncinya pada bendahara yang jujur,” tambahnya.

Menurut , dalam manajemen Pesantren Amanatul Ummah semua bendahara tersentral. Kepada siapa? “Semua tersentral pada saya,” tegasnya.

Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto

memang terlibat langsung dalam pengawasan dan manajemen keuangan. Apalagi dikenal sangat gemar sedekah. Ia tak segan-segan memanggil bendahara minta uang untuk disedekahkan.

“Bagi kami sedekah adalah kebutuhan. Karena ada Hadits bahwa sodaqoh itu tak akan menambah harta kecuali tambah banyak,” katanya.

Dari penataan manajemen yang rapi itu pula, ekonomi pesantren bisa ditata sehingga menghasilkan keuntungan finansial yang luar biasa. Istri , Hajjah Nyai Alif Fadilah, mengelola puluhan warung untuk tempat makan para santri. 

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran

"Satu bulan penghasilannya Rp 2 miliar," tutur .  

Selain itu juga terlibat dalam manajemen pengondisian siswa. Terutama untuk proses penerimaan di perguruan tinggi.

Karena itu tidak hanya paham karakter santri, tapi juga berperan sentral dalam mengantar para santrinya untuk diterima di perguruan tinggi negeri favorit dan juga di luar negeri.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Dalam proses belajar santri, menekankan pentingnya ketekunan. “Saya punya dua santri. Yang satu satu cerdas, yang satu tekun. Yang sukses santri yang tekun,” tutur sembari menegaskan bahwa santri Amnatul Ummah selain diterima di semua perguruan tinggi negeri di dalam negeri juga di luar negeri, antara lain di Rusia, Mesir, Singapura, Amerika, Yaman, Inggris, Maroko, Malaysia, dan negara-negara lainnya.

juga sempat menyinggung tentang integrasi Islam dalam sains. Menurut , matematika merupakan ilmu dasar dari semua ilmu sains yang ada.

Man arafa ilmal hisab jasula ra’yuhu. Orang yang menguasai ilmu hisab akan membara pendapatnya,” kata .

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

juga menyitir Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori, Man Yuridilllahu bihi khairan yufaqqihu fiddin. Artinya, Jika Allah menghendaki seseorang itu baik, maka orang itu akan dipahamkan atau paham tentang agama (Islam). (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO