KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkot Kediri terus membuktikan komitmennya untuk melakukan percepatan penurunan stunting. Langkah tersebut menindaklanjuti program prioritas pemerintah dalam melahirkan generasi emas di Indonesia tahun 2024 nanti.
Kali ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri mengadakan audit kasus stunting semester I di Ruang Pertemuan Balai Kelurahan Bangsal, Jumat (2/9/2022).
Baca Juga: Sidak Pasar Jelang Nataru, DKPP Kota Kediri Pastikan Semua Produk Hewani Penuhi Standar ASUH
Audit tersebut upaya untuk mendeteksi jumlah kasus dan mengidentifikasi penyebab stunting. Sebuah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi atau berat badannya tak sesuai dengan standar anak seusianya.
Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Sumedi, berharap melalui audit tersebut penurunan angka kasus stunting bisa dipercepat dengan mencegah penambahan kasus.
"Pendekatan penurunan dan pencegahan stunting ini dilakukan melalui kegiatan pendampingan kepada 4 sasaran, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, serta bayi di bawah dua atau lima tahun," ujarnya.
Baca Juga: Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Sekdakot Kediri Bacakan Pidato Presiden Prabowo
Menurutnya, kegiatan prioritas ini sesuai dengan arahan pemerintah yang telah diatur dalam Peraturan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
"Untuk itu hari ini kita adakan update stunting sebagai langkah penurunan stunting dan mengidentifikasi masalah yang menjadi penyebab stunting anak-anak di Kota Kediri dan nanti kita cari solusinya bersama-sama," jelasnya.
Sumedi mengungkapkan, saat ini angka stunting di Kota Kediri 12%. Jauh di bawah Provinsi Jawa Timur yakni 23% dan nasional 24%. Untuk menyukseskan penurunan stunting, pihaknya juga telah membentuk tim audit kasus stunting yang tersusun dalam SK Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kediri.
Baca Juga: Pemkot Kediri Apresiasi Wajib Pajak yang Tertib dan Taat
“Mudah-mudahan semua stakeholder terkait bisa bekerja sama, dengan adanya program ini Insyaallah pelan-pelan stunting di Kota Kediri kita turunkan atau bahkan bisa zero stunting,” tuturnya.
Sementara itu, Tim TPPS Chevy Ning Suyudi Ketua mengatakan saat ini pihaknya sedang membuat regulasi agar Prodamas tahun 2024 bisa dimanfaatkan untuk program percepatan penurunan stunting. Di antaranya untuk pembangunan sanitasi, rumah tidak layak huni, dan pemenuhan gizi.
Ia juga berpesan kepada para lurah agar memberikan kemudahan akses informasi yang berkaitan dengan kesehatan kepada masyarakat.
Baca Juga: Sambut Nataru, Disperdagin Kota Kediri Tera Ulang SPBU
“Untuk Pak Lurah tolong masyarakatnya dibukakan akses untuk tempat bertanya dan belajar agar masyarakat mengetahui informasi yang pasti. Artinya kalau ada laporan dari bawah, lurah bisa menghubungkan ke puskesmas agar masyarakat juga tidak lama menunggu. Mudah-mudahan di setiap kelurahan aksesnya bisa dibuka atau mungkin punya inovasi sendiri misal seminggu sekali ada rutin cek kesehatan anak,” terang pria yang juga kepala bappeda tersebut.
Kegiatan audit kasus stunting akan dilakukan 2 kali dalam 1 tahun. Pada audit kali ini yang menjadi pembahasan adalah konseling audit kasus stunting pada 3 lokus, yaitu Kelurahan Bangsal, Kelurahan Manisrenggo, dan Kelurahan Bandar Lor.
Adapun tim pakar yang dihadirkan dalam kegiatan ini di antaranya dokter spesialis anak, dokter spesialis obsetri dan genekologi, psikolog, dan ahli gizi. Kegiatan ini diikuti pula oleh perwakilan bappeda, dinas kesehatan, camat, ikatan penyuluh keluarga berencana (IPEKB), kelurahan locus, puskesmas rujukan kelurahan, kader kelurahan locus dan penyuluh keluarga berencana (PKB) se-Kota Kediri. (uji/rev)
Baca Juga: Canangkan Kelurahan Cantik, Pemkot Kediri Siapkan Agen Statistik di Tiap Kelurahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News