JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tepat 35 tahun yang lalu tanggal 19 Oktober 1987 telah terjadi peristiwa kelam perkretaapian Indonesia di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Tragedi Bintaro terjadi dikarenakan Kereta Api Merak dari Rangkasbitung menuju Tanah Abang dan Kereta Api Rangkasbitung dari arah sebaliknya bertabrakan dengan posisi adu banteng, hingga mengakibatkan salah satu lokomotif terdorong masuk ke gerbong pertama, tepatnya berada di belakang lokomatif.
Baca Juga: Aturan Membuat Teh Sehat dari Bunga Telang
Kedua masinis tidak mengetahui masing-masing kereta yang mereka jalankan melintasi rel yang sama sebelum terjadinya tragedi ini.
Kereta Api Merak meluncur dengan cepat di rel lurus yang melewati kompleks Perumahan Bintaro Jaya, sementara Kereta Api Rangkasbitung melintasi rel perlintasan Pasar Ulujami. Tabrakan kedua kereta pun tidak dapat dihindarkan.
Dinilai penyebab dari kecelakaan kereta api ini ialah dikarenakan kelalaian petugas dan muatan kereta diluar kapasitas.
Baca Juga: Resep Kue Lapis Warna-warni, Camilan Manis dan Kenyal
Kesalahan bermula dari Kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA Merak tanpa mengecek kondisi Stasiun Sudimara terlebih dahulu. Dikarenakan kedatangan KA Merak, tiga jalur kereta api yang berada di Stasiun Sudimara penuh.
Kesalahan lainnya, KA Rangkasbitung di Stasiun Kebayoran juga diberangkatkan tanpa dilakukan komunikasi yang baik dengan Stasiun Sudimara. Kedua kereta berada di jalur yang berlawanan untuk menuju ke Stasiun Sudimara.
Keadaan genting saat itu memaksa juru langsir di Sudimara segera memindahkan lokomotif KA Merak menuju jalur tiga, namun masinis tidak dapat melihat arahan tersebut dikarenakan ramainya jalur kereta api, dan berada dalam tikungan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 23 November 2024
Kedua kereta dari arah yang berlawanan saling beradu pada pukul 06.45 WIB, KA Merak berkecepatan 30 KM/Jam sedangkan KA Rangkasbitung 25 KM/Jam.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News