PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat bahaya cuaca ekstrim saat musim penghujan pada saat ini, Kewaspadaan tersebut, diantaranya seperti bencana tanah longsor dan banjir. Selain itu, lembaga terkait pun perlu menguatkan sinergi mitigasi dini, agar terhindar dari resiko bencana di wilayahnya.
Analis muda kebencanaan BPBD Kabupaten Pamekasan, Budi Cahyono mengucapkan, air hujan dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan terserap ke dalam tanah (infiltrasi) dan juga ada yang tidak terserap di atas permukaan tanah (run out) ketempat yang lebih rendah.
Baca Juga: Waspada Banjir Rob, BMKG Prediksi Jumat 15 November Perairan Jatim Diguyur Hujan
“Bila hujan lebat lebih dari 1 jam, akan terjadi genangan di wilayah padat penduduk,” katanya kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (28/10/2022).
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir banjir disebabkan oleh tingginya run off atau air limpasan yang tidak masuk ke dalam tanah, endapan sedimen tersebut mengakibatkan pendangkalan, ditambah, tumpukan sampah yang mengganggu jalannya air, serta bangunan di sempadan sungai, juga mengurangi daya tampung sungai.
“Ketika sungai sudah dinormalisasi, tumpukan sampah hilang, endapan sedimen berkurang. Tapi bila run off tidak dikurangi, dengan membuat sumur resapan dan lubang biopori maka banjir tetap akan mengancam. Sebab, air hujan yang dapat ter-Infiltrasi kedalam tanah sekitar 30 persen, sedangkan 70 persen selebihnya menjadi run off,” jelasnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Mojokerto Hari ini Sabtu, 9 November 2024: Suhu 25-33 °C, Kecepatan Angin 5.22
Budi mengatakan, jika tidak adanya penyempitan, penyumbatan hingga pendangkalan pada selokan, parit, anak sungai dan sungai, dan tidak bisa menampung curah hujan yang tinggi, akan berakibat banjir pada pemukiman warga hingga ke jalan-jalan.
“Terlebih lagi pada saat ini, banyak badan-badan selokan, parit, anak sungai dan sungai yang menyempit karena digusur bangunan di kanan kirinya, tersumbat oleh sampah, longsor dan mendangkal akibat gerusan run off, serta sistem drainase yang konvensional yang hanya mempercepat berpindahnya air ketempat yang lebih rendah,” tuturnya menjelaskan.
"Itulah mengapa Bencana Hidrologi seperti Banjir, kekeringan, pendangkalan sungai/danau/waduk, penurunan muka tanah dan intrusi air laut dari tahun ke tahun secara kuantitas dan kualitasnya semakin meningkat," bebernya.
Baca Juga: Cuaca Kota Batu Hari ini Sabtu, 9 November 2024: Diperkirakan Cerah dan Cocok untuk Berlibur
Ia menjelaskan, bisa dengan lubang biopori, sumur resapan dangkal dan sumur resapan dalam, dapat membantu mengurangi run off dan genangan air. Hal itu, bisa meminimalisir erosi dan juga menekan penurunan permukaan tanah dan mengurangi intrusi air laut.
"Perlu kerjasama yang baik dari pemerintah, masyarakat dan badan usaha atau stakeholder dalam upaya penanggulangan banjir di pemukiman padat penduduk," pungkasnya. (dim/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News